PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Nastar merupakan salah satu jenis makanan ringan atau kue yang ikonik bagi masyarakat Indonesia dan selalu disajikan di momen-monen istimewa seperti di saat Idulfitri dan hari-hari besar maupun dalam acara-acara khusus lainnya.
Kue yang terbuat dari adonan tepung terigu, mentega, dan telur yang diisi dengan selai nanas ini menjadi bintang di antara kue-kue lainnya. Nastar ternyata berasal dari bahasa Belanda ananas dan taart. Permintaan nastar biasanya mulai mengalami kenaikan ketika memasuki bulan Ramadan.
Rumah-rumah produksi nastar umumnya sebagai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ramai-ramai menggenjot produksi demi memenuhi permintaan pasar yang meningkat tajam menjelang Idulfitri.
Salah satunya adalah UMKM Ratu Penyengat yang berlokasi di Kampung Penyengat Kabupaten, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Ratu Penyengat merupakan salah satu rumah produksi nastar yang mendapatkan kenaikan order nastar secara drastis. UMKM binaan Community Development PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) ini terbentuk dan berproduksi sejak April 2022.
Jonathan, ketua kelompok UMKM Ratu Penyengat mengatakan bahwa mereka mendapatkan kenaikan order hingga 3 kali lipat dari hari biasa. Menurut keterangannya pesanan nastar sudah masuk sejak bulan Maret 2023. UMKM yang memiliki 10 anggota ini bahkan sempat kewalahan dalam memenuhi target produksi nastar. Sebagai solusi untuk mengejar pesanan, UMKM ini memberdayakan masyarakat di luar kelompok sebagai tenaga kerja harian.
“Kami mendapat pesanan dalam jumlah besar dari Krealogi yang berlokasi di Jakarta. Pemerintah kampung melalui Pak Penghulu Kampung juga banyak memesan nastar untuk pejabat dan pemangku kepentingan di Siak. Nastar pesanan kebanyakan diperuntukkan untuk hampers lebaran,” terang staf kantor desa Kampung Penyengat, Jonathan.
Bupati Siak Alfredri yang telah mengunjungi rumah produksi UMKM Ratu Penyengat pada Oktober 2022 turut gencar mempromosikan produk nastar premium UMKM yang berlokasi di Kabupaten Siak ini.
“Saat saya ke Kampung Penyengat, yang membuat saya takjub adalah usaha kue nastar produksi UMKM Ratu Penyengat, bentuk, aroma dan rasanya sangat luar biasa dan layak disajikan kepada tamu,” kenang Alfredri.
Alfedri menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Siak siap mempromosikan Nastar Ratu Penyengat agar lebih dikenal masyarakat luas. Alfedri juga meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Siak untuk menggunakan produk UMKM Kabupaten Siak saat belanja barang dan jasa.
“Kebijakan belanja produk lokal harus kita terapkan secara totalitas, dengan begitu produk-produk yang dihasilkan UMKM di Kabupaten Siak mampu bersaing dengan UMKM yang ada di luar, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegas Alfedri.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri mengatakan bahwa UMKM harus didukung agar naik kelas. Pemerintah telah mewajibkan agar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah (pemda) mengalokasikan dana 40% dari total anggaran untuk belanja produk dan jasa dari pelaku UMKM.
UMKM Ratu Penyengat, Pelopor Nastar Premium di Siak
UMKM ini lahir dari keresahan anggota kelompok yang rata-rata berprofesi sebagai petani nanas di Kampung Penyengat. Melimpahnya produk nanas di Kampung Penyengat, Sungai Apit, Kabupaten Siak membuat daerah ini dikenal sebagai sentra Nanas Ratu.
Namun sayangnya, tidak semua nanas yang bisa dijual ke pasaran. Sekitar 25 persen hasil panen para petani nanas masuk ke dalam kategori C atau berkualitas rendah dan sepi peminat. Nanas kategori C sebenarnya memiliki kualitas yang sama dengan grade A dan B, hanya saja ukuran grade C lebih kecil.
"Dari segi rasa dan tampilan, sebenarnya nanas grade C ini tidak memiliki perbedaan dengan nanas grade A dan B, hanya dari segi ukuran saja yang Adan B memang lebih besar,” tutur Siti Nurjanah, salah satu petani anggota kelompok UMKM Ratu Penyengat.
Untuk harga nanas grade C dibanderol dengan harga empat ribu rupiah untuk 6-8 buah, sedangkan harga untuk nanas grade A dan B bisa mencapai empat ribu rupiah per buahnya. Karena melimpahnya nanas, grade C jarang dilirik warga sehingga berakhir menjadi sampah atau makanan ternak.
Berangkat dari keluhan petani nanas ini, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) melalui program Community Development (CD) bermitra dengan pemerintah desa mencoba mencarikan solusi untuk nanas grade C. Bentuk kemitraan yang terjalin antara RAPP dan Pemerintah Desa Penyengat dalam skema Public Private Partnership untuk memberdayakan masyarakat di Kampung Penyengat.
Community Development Head PT RAPP, Hasto Teguh Kuncoro mengatakan, pelatihan yang diberikan bisa membantu UMKM dalam mengembangkan usahanya dan menjalankan bisnis model yang baru. Ia berharap pelaku UMKM bisa lebih kreatif dalam mengembangkan produk mereka
“Kegiatan pendampingan UMKM ini sejalan dengan komitmen APRIL 2030, salah satu komitmennya adalah mendorong kemajuan inklusif masyarakat melalui inisiatif transformatif untuk memerangi kemiskinan ekstrem dengan membantu meningkatkan pendapatan pelaku UMKM” kata Hasto.
Pada bulan Maret 2022 RAPP memulai memberikan pelatihan pengembangan olahan produk nanas (diversifikasi) yang bernilai ekonomis tinggi sebagai usaha alternatif di Kampung Penyengat. Pelatihan pertama yang dilakukan adalah pengolahan nata de pina. Setelah berhasil memproduksi nata de pina, kemudian anggota kelompok berinovasi mengembangkan olahan baru yaitu nastar premium.
9 perempuan yang berprofesi sebagai petani nanas dan ibu rumah tangga yang tekun mengikuti pelatihan yang diberikan CD RAPP akhirnya memutuskan untuk membentuk kelompok. Mereka adalah Asia, Alo Rutiana, Siti Nurjanah, Ane Diana, Ale, Rini Triana, Wihartini dan kartini.
Jonathan yang merupakan staf honorer di kantor desa akhirnya ikut bergabung dan ditunjuk menjadi ketua kelompok sekaligus menjadi narahubung dalam bidang promosi dan penjualan produk nastar ke luar daerah.
UMKM Ratu Penyengat memproduksi nastar premium yang memiliki kekhasan pada rasanya yang manis legit dan memiliki cita rasa gurih dengan aroma butter yang kuat. Selain nastar, mereka juga menjual olahan nanas lainnya berupa sultana dan moon cake yang dibuat dari bahan-bahan premium. Harga nastar premium dibandrol di harga Rp80.000 per toples.
Cita rasa nastar yang istimewa memang pantas jika nastar buatan Ratu Penyengat menjadi hadiah atau hantaran hampers kepada saudara dan kolega. Untuk pemesanan nastar Ratu Penyengat bisa menghubungi nara hubung di 082381685514 (Jonathan).(rls/rio)