Setiap proposal ditawarkan dengan harga puluhan juta. Maka dari itu Abdul Aziz menanggapi ujaran kebencian itu bukan hanya menyalahkan para pelaku penyebar kebencian.
“Pemerintah juga terkadang memancing hal tersebut. Misalnya ada kebijakan atau ucapan pemerintah yang membuat kontroversi. Itu juga memancing masyarakat geram,” terang pria yang berjenggot ini.
Maka dari hal itu bisa memicu kegeraman masyarakat. Maka mereka tuangkanlah kemarahan dan ketidakterimaannya di media sosial.
Karena pada dasarnya media sosial adalah media tempat orang bebas menyampaikan apapun walaupun ada undang-undang IT itu tidak menjadi jaminan orang akan menahan menulis.
Menurut Abdul Aziz beda dengan media mainstream itu bisa dikontrol peredarannya. ”Beda dengan media resmi seperti cetak, televisi, radio dan lainnya itu terorganisasi dan jelas penyaringannya,” tegasnya.(cr1)