Menurut Wawako, acara ini bagus, karena dari acara ini semua peserta yang hadir bisa membentengi anaknya dari menjadi LGBT. ”Ini sangat penting, apalagi Pekanbaru dengan visinya metropolitan madani yang berlandaskan iman dan takwa,” ujarnya.
Dengan begitu generasi yang diciptakan adalah SDM yang mantap ilmunya, kuat imannya, dan tidak berprilaku menyimpang. ”Ini akan lebih bermanfaat untuk Pekanbaru ke depannya. Maka bahaya LGBT harus diantisipasi,” ujarnya.
Dia berharap, di era keterbukaan informasi, tentu peran orangtua sangat diperlukan dalam mendidikan anaknya agar menjadi orang yang benar dan berguna untuk kemajuan bangsa. ”Orangtua semuanya agar dapat mendampingi anaknya selalu, sehingga ketika anak bertanya soal apa saja apalagi LGBT harus dijelaskan dengan baik,” harap Ayat lagi.
Artinya, orang tua harus bisa memprotek anaknya agar tidak terpengaruh dengan tontonan yang tidak mendidik, dan juga menprotek dari pengaruh gadget yang terhubung langsung dengan jaringan internet. ”Hindari anak kita dari film-film televisi, atau buku-buku yang dipropagandakan hal yang tidak biasa,” ungkapnya.
Disebutkan Wawako, dari informasi yang dibacanya, LGBT dari undang-undang kesehatan termsuk orang yang mengalami masalah kejiwaan. ”Ini kan sedang sakit, maka harus ada perhatian untuk bagaimana kita sembuhkan, kita kembalikan ke jalan yang benar,” sebutnya.
Direktur RS Awal Bros Pekanbaru dr Nurhidayati Endah Puspita Sari menyebutkan, yang terjadi saat ini (LGBT, red) adalah gangguan atau tidak normal lagi. ”Ini (LGBT, red) gangguan, kenapa? Ini kaitannya psikologi dan sosial,” kata Ita.
Dijelaskan Ita, bisa juga karena pengaruh banyak hal, apalagi orang tua anak jarang memberikan perhatian dan juga jarang bisa bersama anaknya dirumah. “Jadi kadang-kadang yang diterima oleh anak-anak itu apa yang dilihat di media massa, film-film yang tidak jelas gendernya, ini ada kebingungan, ketika mau bertanya tempat bertanya tidak ada,” tambahnya.