Fogging, ujarnya bukan satu-satunya cara untuk membasmi nyamuk aedes aegepty pembawa virus dengue. ”Fogging hanya mematikan nyamuk dewasa, sedangkan jentik-jentik nyamuk masih dapat hidup dan menetas beberapa hari kemudian. Di kelurahan kami juga banyak perusahaan serta hotel yang cukup membantu kami meminimalisirnya pertumbuhan nyamuk,” ujarnya
Menurutnya terhitung sejak awal Januari 2016 lalu, pihaknya memang belum menerima laporan adanya warga yang terkena penyakit DBD. Namun begitu pihaknya terus memberikan imbauan agar warga menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
”Memang di akhir 2015 lalu kami sempat menerima laporan jika ada warga yang terindikasi terkena DBD, namun telah dilakukan pengobatan. Untuk 2016 sendiri, alhamdulillah belum ada laporan warga mengenai penyakit mematikan ini. Tetapi ini merupakan sebuah tantangan bagi kami untuk terus melakukan peningkatan pencegahannya,” kata lurah.
Ditambahkan lurah, selain dengan menerapkan PHBS di lingkungan rumah masing-masing, hal yang terus dilakukan adalah mengintensifkan pelaksanaan pemantauan nyamuk oleh kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang ada di kelurahan. Bahkan ia meminta agar kader yang telah ditunjuk puskesmas dapat kembali menyosialisasikan mengenai program 3M Plus.