PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Warna warni kembang api menghiasi langit di malam pergantian tahun baru 2020. Ratusan pasang mata memandang ke langit untuk melihat gemerlapnya malam tahun baru di seputar Bandar Seni Raja Ali Haji (Serai), Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. Rabu (1/1).
SUARA menggelegar membuat pengunjung di Bandar Serai menuntup telingi. Meski matanya terus memadang kea rah langit, melihat indahnya percikan kembang api, yang menandakan pergantian malam tahun baru 2019 ke 2020.
Ribuan pasang mata pun disibukkan untuk menikmati wisata asap, baik dari kembang api maupun dari asap jagung bakar. Bahkan sang penjaja datang lebih awal pukul 16.00 WIB dari biasanya setelah magrib.
Dikisahkan wanita setengah baya yang mengenakan lengan panjang biru, dengan celana dan jilbab serba hitam, cepatnya datang untuk mendapat tempat jualan.
"Kalau tak cepat datang nggak dapat tempat. Tadi pun dari badan jalan disuruh pindah ke dalam. Alhamdulillah masih bisa jualan," sebut Rina yang sudah jualan sejak 10 tahun lalu.
Lebih lanjut, Rina tidak jualan sendiri. Ia ditemani anaknya yang duduk di kelas V SD. "Kebetulan dia lagi libur sekolah jadi bantuin saya. Biar dia tahu juga bagaimana cari uang," jelas Rina yang tinggal di Jalan Arifin Achmad.
Dikatakannya lagi, di malam pergantian tahun, penjualannya pun naik drastis. Jika hari biasanya menghabiskan 24 biji saja susah, kini bisa empat kali lipat. "Bisa empat kali lipat dari hari biasa. Tadi bawa 100 biji jagung, Alhamdulillah tinggal sedikit. Nggak sampai 10 lagi nih," ucapnya gembira.
Untuk jagung bakar, ia jual seharga Rp8 ribu per buah. Sementara untuk dua buah dibandrol Rp15 ribu. "Ada rasa pedas manis dan manis," ungkapnya sambil mengipas jagung bakar di seng yang ada bara api dari tempurung.
Tempurung yang dijadikan sebagai bara api itu, disebutkan Rina harganya juga naik. "Jika normalnya Rp20 ribu per karung, jelang tahun baru jadi Rp35 ribu," ujarnya.
Selain jual jagung bakar, ibu anak empat itu pun jualan pisang bakar yang dibandrol Rp10 ribu per porsi. "Baik jagung bakar ataupun pisang bakar harganya tidak ada saya naikan dari hari biasa," ungkapnya.
Jika hari biasa pulang pukul 23.00 WIB, kini ia pulang lebih lama. "Nggak apa-apa pulang lama, namanya cari rizki. Semoga ke depan bisa tetap ramai," harapnya.(ksm)
Laporan SOFIAH, Kota