PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap pertama meninggalkan beberapa catatan. Setelah dua pekan berjalan, kesadaran masyarakat masih minim untuk mematuhi imbauan pemerintah. Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, berdasarkan evaluasi masih banyak masyarakat yang belum memenuhi protokol kesehatan selama PSBB. "Misalnya saja, banyak masyarakat yang belum menggunakan masker saat di jalanan. Ini salah satu yang perlu jadi perhatian Pemerintah Kota Pekanbaru dalam penerapan PSBB lanjutan saat ini," ujar Mimi Yuliani Nazir, Kamis (30/4).
Mimi juga menyoroti aktivitas masyarakat di pasar, di mana antara pembeli dan pedagang tidak menerapkan physical distance, sehingga masih berisiko terjadi penularan virus corona. "Di pasar ini juga masih minim sekali kesadaran masyarakat dalam menggunakan masker. Untuk itu, kami mengimbau masyarakat untuk menerapkan apa yang sudah diperintahkan untuk pencegahan virus corona ini," sebutnya.
Untuk itu, pihaknya mendukung langkah wali Kota Pekanbaru yang memperpanjang masa PSBB. Karena jika dilihat dari penambahan kasus positif corona dan juga pasien dalam pengawasan (PDP), belum tampak ada penurunan yang signifikan. "Mudah-mudah dengan perpanjangan masa PSBB ini, bisa lebih cepat menekan penyebaran virus corona. Untuk itu, masyarakat hendaknya dapat mematuhi aturan yang telah dibuat selama masa PSBB," ajaknya.
Apa yang diungkapkan Kadiskes Riau ini memang terbukti. Berdasarkan data ekspose Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Pekanbaru, Kamis (30/4) pukul 17.00 WIB, penambahan PDP di Pekanbaru di hari terakhir penetapan PSBB naik signifikan yakni 20 orang dan membuat PDP di Kota Pekanbaru berjumlah 290 orang.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP mengatakan, saat ini dari seluruh PDP yang ada, 138 orang masih dirawat, 116 orang dinyatakan sehat dan 36 orang meninggal dunia. "Hari ini (kemarin, red) kasus PDP bertambah 20 orang dan satu meninggal dunia," jelas dia.
Diakuinya, penambahan kasus PDP saat ini lebih tinggi dari hari sebelumnya. Namun begitu, ia menilai dengan penambahan kasus PDP yang lebih banyak tentu akan lebih mudah melokalisir kasus tersebut. "Dengan bertambahnya PDP, ini akan mempermudah kita untuk melokalisir kasus ini," ungkapnya.
Terkait PDP meninggal, Mulyadi menyebutkan tambahan satu pasien meninggal itu adalah SM (58), wanita warga Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Senapelan. "Pasien diketahui masuk rumah sakit pada 23 April dengan gejala batuk, sesak napas, dan meninggal pada 29 April," urainya.
Sementara itu, untuk kasus positif tidak ada penambahan dengan total 19 orang. Sebanyak delapan orang masih dirawat, delapan orang dinyatakan sehat dan tiga orang meninggal dunia. Sedangkan untuk kasus orang dalam pengawasan (ODP) bertambah 20 orang, dengan jumlah total 4.058 orang. Diketahui 306 orang masih dalam pemantauan dan 3.752 orang dinyatakan selesai pemantauan.
Kepada masyarakat, Mulyadi terus mengingatkan agar tetap mengikuti arahan pemerintah dalam pencegahan dan penyebaran Covid-19. "Tetap di rumah, rajin cuci tangan, hindari kerumunan, gunakan masker, makan makanan bergizi, dan olahraga rutin," tuturnya.
Dua Pekan PSBB, Teguran Mencapai 14 Ribu
Sementara itu, sepanjang pelaksanaan PSBB dari 17 April sampai 30 April 2020, sebanyak 14.784 teguran yang diberikan pada masyarakat. "Untuk teguran lisan sebanyak 12.163 dan teguran blangko sebanyak 2.621," ungkap Kapolresta Pekanbaru Kombespol Nandang Mu’min Wijaya.
Secara rinci, untuk teguran lisan di antaranya teguran menutup tempat usaha sebanyak 1.524 tempat, teguran terhadap pengendara kendaraan roda dan roda empat yang membawa penumpang tidak sesuai ketentuan sebanyak 4.108, teguran yang tidak memakai masker 4.424 orang, dan teguran terhadap orang agar tetap berada di rumah 2.621 orang.
Pada pelaksanaan PSBB Kamis (30/4) hingga pukul 15.00 WIB, sebanyak 343 teguran diberikan pada masyarakat di wilayah hukum Polresta Pekanbaru. Nandang menyebutkan, teguran lisan sebanyak 256 dan teguran blangko 87.
Adapun teguran tersebut di antaranya teguran menutup tempat usaha sebanyak 21 tempat, teguran terhadap pengendara kendaraan roda dan roda empat yang membawa penumpang tidak sesuai ketentuan sebanyak 139, teguran yang tidak memakai masker 82 orang, dan teguran terhadap orang agar tetap berada di rumah 37 orang.
Sementara itu untuk penegakan hukum (gakkum) mencapai sepuluh laporan selama PSBB. "Kesepuluh kesalahan itu dilakukan warga karena masih membuka warnet. Dua di Polsubsektor Marpoyan Damai, dua dari Polsek Tampan, dua dari Polsek Limapuluh, dua dari Polsek Tenayan Raya, dan dua dari Polresta Pekanbaru," ungkapnya.
Rangkuman Riau Pos, satu dari laporan polisi yang masuk, satu di antaranya sudah sidang online pada Rabu (29/4). Nantinya sidang secara virtual akan dilaksanakan pada Selasa mendatang.
Keluhkan Hasil Swab Lama Keluar
Status 10 pasien positif Covid-19 di Kota Dumai hingga saat ini belum satupun dinyatakan sembuh. Bahkan hal itu menjadi perhatian khusus oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Riau saat mengumumkan pasien positif Covid-19 ke-41, Rabu (29/4).
Terkait hal itu, Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Dumai, dr Syaiful mengatakan dari 10 pasien yang positif sudah ada yang sembuh. "Namun masalahnya, pada pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) atau swab yang terlalu lama," tuturnya.
Ia mengatakan hasil swab di Jakarta terkadang baru keluar sesudah dua pekan penanganan pasien. "Begitu juga di provinsi, ada sampel yang kami kirim satu pekan lalu, namun sampai saat ini belum juga keluar," sebutnya.
Dengan demikian, apa yang disampaikan pihak provinsi terkait pasien positif Covid-19 di Kota Dumai dinilai kurang tepat. "Kami pusing sekarang karena semakin lama hasil swab keluar semakin lama dirawat, dan semakin banyak biaya yang dikeluarkan. Jadi kami berharap kalau bisa dikirim sekarang, selanjutnya 24 jam kemudian keluar hasilnya sehingga bisa cepat ditindaklanjuti," tambahnya.
Syaiful menerangkan, berdasarkan hasil terakhir PCR atau swab diterima pihaknya,diperkirakan dalam satu dua hari ini sudah ada yang sembuh. "Jadi, pasien ini lama sembuh, bukan karena virusnya yang kuat tapi karena pemeriksaan PCR atau swab itu belum lancar. Ini lebih cendrung, pemeriksaan PCR di Provinsi Riau belum lancar," imbuhnya.
Diakuinya, jika hasil pemeriksaan PCR di Provinsi Riau itu lancar, maka akan lebih memudahkan pihaknya untuk melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap pasien positif. "Apalagi saat ini semua pasien yang positif kondisi klinis tidak ada gelaja, bahkan hampir semua pasien sudah beraktivitas sendiri di ruang isolasi. Kami yakin dalam waktu dekat sudah ada yang sembuh karena memang mayoritas pasien positif Covid-19 di Kota Dumai merupakan orang tanpa gelaja," terangnya.
Selain itu, mantan Direktur RSUD Kota Dumai itu mengatakan hingga Kamis (30/4), ada 487 yang masuk kategori ODP, dan yang telah selesai dipantau sebanyak 917 orang. “Orang yang telah masuk ODP tersebut, akan terus dilakukan pemantauan dari pihaknya terkait perkembangan selama masa pemantauan,” jelasnya.
Bukan hanya itu saja, kepada 487 ODP tersebut pihaknya telah meminta mereka untuk melakukan isolasi mandiri di dalam rumah, dan tidak melakukan berpergian ketempat-tempat keramaian. "Sudah kami intruksikan kepada ODP untuk melakukan isolasi mandiri, dan kita terus selalu memantau kondisi ODP setiap harinya," jelasnya.
Syaiful menerangkan, sebanyak 487 ODP tersebut, tersebar di seluruh kelurahan yang ada di Kota Dumai. Mereka yang telah ditetapkan sebagai ODP diharapkan untuk mengikuti intruksi dari pemerintah. “Untuk ODP terbanyak, ada di Kecamatan Bukit Kapur 109 orang, disusul dengan Kecamatan Dumai Selatan, sebanyak 107 orang, serta Kecamatan Dumai Timur, berjumlah 85 orang,” terangnya.
Sementara, saat ditanya terkait PDP di Kota Dumai, dr Syaipul menerangkan bahwa untuk PDP di Kota Dumai, saat ini ada 21 orang yang masih dirawat, dan 15 orang PDP sudah dinyatakan sembuh. "10 orang dinyatakan positif Covid-19 hasil swab, dan kondisinya sudah semakin membaik, namun jika hasil swab terlalu lama keluar juga berpengaruh pada kondisi pasien baik fisik maupun psikologis," tuturnya.
Dua PDP Sembuh di Bengkalis
Sementara itu, dua PDP di Kabupaten Bengkalis dinyatakan sembuh usai dirawat, Kamis (30/4). Pada waktu yang bersamaan dua PDP baru kembali dirawat sehingga akumulasi PDP yang tercatat sebanyak 40 orang.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bengkalis Johansyah Syafri menjelaskan, 2 PDP baru tersebut adalah NN (27, perempuan) dari Kecamatan Bengkalis. Sedangkan satunya lagi, AN (55, laki-laki) dari Kecamatan Bukit Batu. "Keduanya dirawat di RSUD Bengkalis. Mulai dirawat Rabu (29/4)," jelas Johan.
Dikatakannya, dengan dirawatnya NN dan AN sebagai PDP baru, maka untuk Kecamatan Bengkalis total PDP tercatat 19 orang. "11 sembuh usai dirawat, 7 masih dirawat dan 1 orang meninggal dunia," ujarnya.
Sedangkan untuk Bukit Batu, imbuh Johan, secara kumulatif menjadi tiga orang yakni dua masih dirawat, dan satu lagi sudah sembuh usai menjalani perawatan.(ali/sol/s/hsb/esi)