BARCELONA (RIAUPOS.CO) - Manchester City tak main-main dalam upaya mengeluarkan Lionel Messi dari Barcelona. Hal itu terlihat dari apa yang dilakukan oleh sang manajernya, Josep Guardiola, yang langsung datang ke Barcelona untuk bertemu dengan Messi.
Sportbible melaporkan, City berada di posisi terdepan untuk merekrut Messi setelah sang megabintang menyerahkan permintaan bebas transfer pada Selasa lalu.
Tak lama setelah kabar tersebut beredar luas, Messi juga dikabarkan telah berbicara dengan Guardiola. La Pulga diklaim ingin reuni dan menghadapi tantangan baru di Liga Inggris.
Tiga hari kemudian, Guardiola terbang ke Barcelona. Selain pulang kampung menemui keluarga, pelatih berkepala plontos itu diyakini berniat berbicara langsung dengan Messi.
Guardiola diketahui makan malam di sebuah restoran keluarga tetapi perjalanan ke Spanyol diklaim lebih dari sekadar liburan. Pihak restoran pun mengunggah foto Guradiola saat bersama keluarga di pinggiran kota Catalunya.
Dengan diberlakukan pembatasan Covid-19, Guardiola kemungkinan diharuskan menjalani isolasi mandiri karena dianggap melakukan perjalanan bisnis di Spanyol.
Guardiola disinyalir terbang ke Spanyol demi kepentingan City yang tengah bersiap jelang bergulirnya musim baru pada pertengahan September mendatang.
Mantan rekan setim Messi, Yaya Toure, yakin The Citizens memiliki kekuatan finansial besar untuk merekrut Messi ke Premier League. Meski demikian, upaya untuk mendatangkan peraih enam penghargaan Ballon d'Or itu bukan perkara mudah.
"Ini akan menjadi hal rumit. Dari yang saya tahu, Messi mencintai Barcelona. Selain itu dia mencintai kehidupan Kota Barcelona, klub, dan filosofi di sana," jelas Yaya yang juga pernah bermain untuk Citizen itu seperti dilansir media Inggris, Mirror.
"Tapi, jika dia harus meninggalkan Barcelona dia bisa datang ke City. Mengapa? Karena City punya uang untuk membelinya dan hanya sedikit klub Premier League yang mampu," terang Yaya Toure.
Toure yakin kepindahan Messi bakal jadi transfer yang menguntungkan City. Sebab, persaingan di Premier League cukup intens dan keras sama seperti La Liga Spanyol.
Sumber: Mirror/CNN/Soccerway
Editor: Hary B Koriun