LONDON (RIAUPOS.CO) – Dalam sepakbola, seorang pelatih memiliki peran yang siap memikul tekanan luar biasa. Di dunia yang semakin terobsesi dengan hasil, pelatih diharapkan memberikan kesuksesan dengan cepat, dan kegagalan bukanlah pilihan.
Pekerjaan itu tidak hanya menuntut keahlian taktis, tetapi juga keterampilan kepemimpinan yang sangat baik untuk mengelola ego para pemain bintang, menangani media, memenuhi tuntutan pemilik, serta pendukung klub. Bahkan, pelatih yang paling sukses pun dapat menemukan diri mereka menghadapi kemarahan penggemar dan media ketika hasilnya salah, dan mereka dapat dengan cepat menjadi kambing hitam atas kekalahan tim. Tekanan selalu ada dan pekerjaan pelatih tidak pernah aman.
Tanpa basa-basi lagi, mari kita lihat lima pelatih top yang dipecat musim ini.
5. Steven Gerrard
Aston Villa menaruh harapan besar saat mereka mengganti Dean Smith dengan Steven Gerrard. Mantan kapten Liverpool dan legenda Liga Premier ini melakukan pekerjaan yang hebat dalam pekerjaan pertamanya sebagai pelatih di Rangers, yakni membawa mereka meraih gelar divisi pertama Skotlandia pada 2021. Namun, tak lama setelah pengangkatannya, Gerrard terlihat berada di luar kemampuannya sebagai pelatih The Villans.
Mantan kapten timnas Inggris itu membawa Villa finis di posisi 14 musim 2021/2022. Fans sudah jengkel dengan Gerrard karena tim gagal menunjukkan pola permainan yang dapat dikenali. Apalagi, pelatih Inggris itu berjuang untuk mengeluarkan yang terbaik dari pemain anyar. Setelah memulai musim 2022/2023 dengan buruk, Gerrard dipecat pada 20 Oktober 2022 setelah mereka kalah 3-0 dari Fulham.
4. Patrick Vieira
Pemecatan Patrick Vieira dari pekerjaan sebagai pelatih Crystal Palace menunjukkan betapa cepatnya hal-hal dapat berubah di dunia sepakbola. Belum lama ini Vieira dipandang sebagai orang yang memimpin Crystal Palace melalui era kebangkitan.
Setelah memulai musim dengan baik, The Eagles tampaknya benar-benar kalah setelah jeda Piala Dunia. Pasukan Vieira gagal memenangkan satu pertandingan Liga Premier pada 2023. Mereka menjalani 12 pertandingan tanpa kemenangan, dan Vieira dipecat menyusul kekalahan 1-0 dari Brighton & Hove Albion pada 15 Maret 2023.
Di bawah Vieira, Palace telah membuat langkah progresif. Mereka menjadi efektif dalam menekan, dan di bawah asuhannya, usia rata-rata starting XI mereka di Liga Inggris turun dari 29 tahun 213 hari menjadi 27 tahun 113 hari dalam rentang waktu 18 bulan. Tetapi, karena kemerosotan permainan mereka yang drastis, sesuatu harus diberikan. Vieira terpaksa meninggalkan timnya, dengan hanya selisih tiga poin dari zona degradasi.
3. Antonio Conte
Antonio Conte kurang lebih berusaha keras untuk dipecat. Itu terlihat setelah Spurs melepaskan keunggulan 3-1 menjadi hasil imbang 3-3 melawan Southampton dalam pertandingan Liga Premier pekan lalu. Conte pun mengomentari timnya dalam wawancara pasca-pertandingan. Pelatih asal Italia itu memarahi para pemainnya dan budaya di klub.
“Masalahnya adalah kami telah menunjukkan bahwa kami bukanlah sebuah tim. Kami adalah 11 pemain,” tutur Conte.
“Saya melihat pemain egois. Saya melihat pemain tidak mau saling membantu, tidak bermain dengan hati. Itu sama setiap musim, tidak peduli siapa pelatihnya. Mereka sudah terbiasa di sini.”
“Jangan bermain untuk sesuatu yang penting. Mereka tidak ingin bermain di bawah tekanan. Kisah Tottenham begini. Dua puluh tahun ada pemiliknya dan mereka tidak pernah memenangkan sesuatu, tetapi mengapa? Kesalahan hanya untuk klub, atau untuk setiap manajer yang tinggal di sini.”
Setelah tugas yang berlangsung lebih dari setahun, Conte dipecat pada 26 Maret dengan Spurs duduk di urutan keempat di klasemen Liga Premier.
2. Julian Nagelsmann
Dalam langkah yang mungkin paling mengejutkan dalam daftar ini, Bayern Munchen memecat Julian Nagelsmann pada 25 Maret 2023. Bayern telah merosot ke urutan kedua di tabel klasemen Bundesliga, tetapi hanya satu poin di belakang Borussia Dortmund. Bayern asuhan Nagelsmann juga bersiap untuk melawan Manchester City di perempat final Liga Champions.
Namun, CEO Bayern, Oliver Kahn, mengungkapkan bahwa fluktuasi performa setelah Piala Dunia telah menyebabkan mereka membuat keputusan tersebut. Nagelsmann memiliki tingkat kemenangan 71,4% di Bayern, dan pemecatannya dilaporkan tidak berjalan baik dengan sebagian besar skuad saat ini.
“Saya baru tahu sekarang, saya tahu saya tidak akan menemukan Nagelsmann ketika saya kembali ke Munich. Padahal, dia ingin saya ke Bayern,” ungkap bek Bayern pinjaman dari Manchester City, Joao Cancelo.
“Adapun Tuchel, dia membuat saya kalah di final Liga Champions. Jadi, saya harap dia akan memenangkannya untuk saya tahun ini!”.
1. Thomas Tuchel
Chelsea sama bahagianya dengan sepakbola modern. Sebagian besar pelatih terus dipecat di Stamford Bridge, dan Thomas Tuchel adalah yang terbaru menjadi korbannya. Tuchel telah membawa mereka ke kejayaan Liga Champions pada musim 2020/2021, yang merupakan paruh musim pertamanya di klub. Dia memimpin mereka ke final Piala FA dan Piala Liga musim lalu, tetapi mereka kalah dari Liverpool di kedua pertandingan. Setelah awal musim 2022/2023 yang agak biasa, The Blues memutuskan untuk menjatuhkan guillotine pada Tuchel. Tuchel sudah terlibat perselisihan dengan dewan Chelsea yang baru, dan dilaporkan ada gangguan komunikasi antara kedua pihak. Mereka gagal mendapatkan target transfer teratasnya, dan sepertinya kedua pihak tidak berada di halaman yang sama. Akhirnya, Tuchel dibebastugaskan pada 6 September 2022. Pelatih asal Jerman itu kini menggantikan Julian Nagelsmann sebagai manajer baru Bayern Munchen.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman