LONDON (RIAUPOS.CO) - Jose Mourinho dan Frank Lampard termasuk dua orang spesial di dalam lembar perjalanan Roman Abramovich sebagai pemilik Chelsea. Dari 18 trofi yang sukses masuk lemari trofi The Blues –julukan Chelsea– di era Abramovich, delapan di antaranya didapat bersama Mourinho.
Sebagai salah satu pemilik ban kapten Chelsea, Lampard pun pernah berkontribusi di balik 13 trofi juara selama Roman Emperor (sebutan era kekuasaan Abramovich di Chelsea). Enam gelar di antaranya didapatkan Frankie –sapaan akrab Lampard– saat masih jadi anak buah Mourinho.
Faktor kesuksesannya selama masih jadi penggawa Chelsea itu yang mengantarkannya duduk di kursi pelatih, musim panas 2019 lalu. Konon, sang raja minyak dari Rusia sendiri yang mengontak ponsel Lampard supaya bersedia pulang ke London Cobham, kamp latihan Chelsea. Lalu, apa jadinya jika dua sosok itu harus saling berhadapan dalam momen spesial Abramovich?
Itu yang bakal tersaji di Stamford Bridge, London, Ahad (29/11) malam ini ketika Lampard bertemu mentornya, Mourinho, dalam duel antara Chelsea versus Tottenham Hotspur. Yang makin membuat laga malam ini spesial, inilah pertandingan ke-1.000 Chelsea era Abramovich (siaran langsung Mola TV pukul 23.30 WIB). ’’Saya ingin menandainya dengan kemenangan,’’ sebut Lampard dilansir Daily Mirror.
Ambisi yang akan mengembalikan superioritasnya di depan Mourinho lagi setelah kalah adu penalti 5-6 dalam putaran keempat Piala Liga di Tottenham Hotspur Stadium, London, 29 September lalu. Sebelum kekalahan itu, Lampard selalu menekuk Mou dalam tiga pertemuan.
Selain itu, dengan mempecundangi Mou lagi, Lampard dapat membawa Chelsea bersaing di puncak klasemen sementara Premier League sampai matchweek kesepuluh. Kado spesial bagi Abramovich. ’’Kami (Chelsea, red) takkan mampu merebut apa-apa tanpa dia (Abramovich) ataupun dukungannya,’’ puji Lampard.
Lampard pun menyebut, sosok Abramovich sudah mengubah dirinya dari sebagai pemain dan kini jadi pelatih. Meski di saat dia jadi pelatih, Abramovich tak lagi seintens datang ke Cobham seperti era Lampard jadi pemain.
Lampard memang baru menjalani musim kedua sebagai pelatih ke-14 Chelsea selama era Abramovich. Dan Mourinho menyebut bahwa Lampard masih dalam kondisi dimanja dan nyaman. Persis ketika pertama datang dari FC Porto di Chelsea yang mampu mempersembahkan back-to-back pertama Chelsea juara di Premier League musim 2004–2005 dan 2005–2006. Padahal, sesungguhnya tekanan justru ada di musim ketiga dan keempat. Mourinho sangat mengerti karena memang Mourinho selalu pergi sebelum musim usai pada 2007 dan 2015.(ren/c13/dra/jpg)