ROMA (RIAUPOS.CO) – Keputusan Jose Mourinho menurunkan tim ”lapis kedua” saat AS Roma bermain 0-0 di kandang Bologna FC dalam giornata ke-36 Serie A (15/5) adalah demi memburu tiket final Liga Europa.
Mourinho, sepertinya, sudah menentukan pilihan bahwa Giallorossi –sebutan AS Roma– memilih memburu tiket Liga Champions musim depan bukan dari finis empat besar di Serie A. Pilihan yang tidak sia-sia karena kemarin (19/5) dini hari AS Roma meraih tiket final Liga Europa setelah bermain seri 0-0 di kandang Bayer Leverkusen.
Giallorossi pun lolos dengan agregat 1-0. Lawan Lorenzo Pellegrini dkk di Puskas Arena (1/6) adalah pemegang enam gelar, Sevilla FC. Setelah pertandingan yang menampilkan pertahanan AS Roma banyak digempur tuan rumah kemarin, Mourinho menangis.
Bukan karena dia menorehkan rekor sebagai pelatih yang tiga kali mencapai final Liga Europa dengan tiga tim berbeda (sebelumnya bersama FC Porto dan Manchester United). Melainkan karena dia ingin memberikan momen istimewa bagi pemain muda di skuad AS Roma.
”Tujuanku (lolos final, red) bukan untuk masuk buku sejarah klub (AS Roma, red). Melainkan untuk membantu anak-anak muda di tim ini dalam mencapai sesuatu yang penting. Tim ini luar biasa,” tutur Mourinho kepada Corriere dello Sport.
Sederet pemain muda yang dimunculkan Mourinho di AS Roma adalah bek kiri Nicola Zalewski (19 tahun/Polandia), gelandang Edoardo Bove (21 tahun/Italia), gelandang serang Cristian Volpato (19 tahun/Italia), hingga gelandang Benjamin Tahirovic (20 tahun/Bosnia-Herzegovina).
”Mencapai final (ajang Eropa) lagi (setelah Liga Konferensi Europa musim lalu, red) sungguh luar biasa,” ucap Bove yang mencetak gol tunggal kemenangan atas Leverkusen di first leg semifinal (12/5).
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman