PEKANBARU

Emas Pertama Riau, Pecahkan Rekornas

Olahraga | Rabu, 29 September 2021 - 10:59 WIB

Emas Pertama Riau, Pecahkan Rekornas
Maizir Riyondra (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Riau sukses meraih medali emas pertamanya pada PON XX Papua, Selasa(28/9). Emas itu berasal dari cabang olahraga (cabor) dayung melalui kayuhan Maizir Riyondra di nomor kayak 1 putra 1.000 meter. Maizir sukse mengungguli pedayung Jambi (perak), DKI Jakarta (perunggu). 

Ini pencapaian ganda. Sebab Maizir meraih emas dengan catatan waktu 3,50 menit. Itu berarti memecahkan rekor nasional (Rekornas) sebelumnya 3,54 menit.


Manajer Tim Dayung Riau yang juga  Sekretaris Persatuan  Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Riau Amrizal mengatakan sangat terharu. Sebab ini merupakan emas pertama bagi Riau di PON XX Papua. 

"Emas pertama untuk Riau dan Maizir juga memecahkan rekor waktu nasional tercepat 03.50.198 menit," ujar Amrizal.

Amrizal sudah yakin Maizir akan merebut emas. Pasalnya, kayak 1, 1.000 meter adalah nomor andalan pedayung dari Kuantan Singingi ini. Pada PON XIX Jawa Barat 2016 lalu, ia juga mengantoni medali emas dari nomor ini.

"Alhamdulillah, ini sesuai dengan apa yang kami harapkan dan targetkan," ungkapnya.

Amrizal juga meminta doa masyarakat Riau agar atlet yang bertanding di PON XX Papua ini bisa melakukan yang terbaik dan mampu membawa medali untuk Riau. 

Bikin Bangga Kuansing

Keberhasilan Maizir meraih emas pertama Riau membuat bangga warga Kuantan Singingi (Kuansing), khususnya Desa Kinali Kecamatan Kuantan Mudik. Hal ini disampaikan Kepala Desa Kinali Ahmad Sukanela saat berbincang dengan Riau Pos, Selasa (28/9) sore. Menurut Nela (panggilan akrab Ahmad Sukanela), putra pasangan Sarwi dan Sapriati kelahiran 16 Mei 1992 ini dari kecil memang suka bermain di Sungai Kuantan.

"Iya. Kami sebagai keluarga bangga. Ternyata orang yang kami lihat dari kecil, sekarang menjadi kebanggaan masyarakat Riau," kata Nela.

Nela membeberkan, Maizir merupakan sosok yang kuat dan tegar dari kecil. Maizir adalah anak yatim piatu. 

"Ibunya meninggal saat dia masih kecil. Umurnya waktu itu sekitar 3 tahun. Yang saya tahu, dia pernah diasuh oleh Pak Sanusi (mantan ketua PODSI Riau, red)di Pekanbaru," kata Nela.

Saat ini, lanjut Nela, Maizir tinggal di Desa Toar Kecamatan Gunung Toar bersama keluarganya. Riau Pos mencoba menghubungi istri Maizir, Elfa Susanti yang saat ini tinggal di Desa Toar. Melalui telepon genggamnya, Elfa merasa bahagia setelah mendapat kabar bahwa suaminya berhasil menyumbangkan emas untuk Riau.

"Ya, pasti kami bangga. Ini doa kami dari Kuansing. Harapan kami, semoga bisa menjadi lebih baik lagi untuk ke depannya dan tidak hanya puas sampai di sini," kata Elfa.

Riau Pos sempat menanyakan bahwa, jika ada bonus dari Pemprov Riau dan Pemkab Kuansing akan dikemanakan uangnya? Elfa menjawab untuk keperluan anaknya.

"Kalau memamg ada, pasti untuk biaya sekolah anak-anak," kata Elfa.

Maizir merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Saat ini Maizir dikaruniai dua anak bernama Rhea Azzahra dan Mandala Hidayatullah.

Untuk diketahui, sebelumnya di 2019, Maizir juga menyumbang medali emas bagi Indonesia pada SEA Games di Manila bersama dua rekan lainnya yaitu Raudani Fitra dan Rio Akbar. Tiga atlet dayung Riau yang memperkuat tim nasional Indonesia pada ajang SEA Games 2019 di Filipina tersebut berhasil menyumbangkan 3 medali emas dan 1 perak. Medali tersebut didapatkan dari dua nomor yaitu traditional boat race dan kayak. Mereka adalah Rio Akbar, Maizir Riyondra dan Raudani Fitra. Di ajang PON ini, ketiganya kembali diharapkan untuk bisa mendulang medali emas bagi Riau.(dof/yas)
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook