Pahlawan di Markas Rival

Olahraga | Sabtu, 29 Juni 2019 - 09:59 WIB

Pahlawan di Markas Rival

(RIAUPOS.CO) -- Brasil melangkah ke semifinal buat pertama kalinya dalam 12 tahun terakhir. Sejak jadi juara Copa America 2007 lalu, langkah Canarinha terhenti di perempat final (2011 dan 2015) serta fase grup (2016).

Pendukung Brasil dibuat deg-degan dalam partai delapan besar kemarin (28/6) di Arena do Gremio. Dalam waktu 90 menit Brasil bermain imbang tanpa gol melawan Paraguay. Untuk menentukan pemenang laga tersebut maka sesuai regulasi langsung digelarlah adu penalti tanpa melalui extra time.


Kiper Brasil Alisson Becker jadi pahlawan. Kiper Liverpool tersebut menahan satu eksekutor Paraguay. Sepakan penendang pertama yang juga kapten Paraguay Gustavo Gomes digagalkan oleh Alissson.

 “Seluruh tim merasa sangat percaya diri ketika laga harus dipungkasi dengan tos-tosan. Tim ini memang banyak berisi pemain muda yang minim pengalaman namun kami berani mengambil risiko,” kata kiper yang mengantar Liverpool juara Liga Champions 2018-2019 itu kepada Globo TV.

Setelah mengeblok tendangan Gomes, Alisson terkecoh oleh tiga algojo penalti Paraguay selanjutnya. Yakni Miguel Almiron, Bruno Valdez, dan Rodrigo Rojas. Eksekutor kelima Paraguay Derlis Gonzalez tendangannya menyamping ke sisi kanan gawang Alisson.

Sedang dari kelima penendang Brasil hanya Roberto Firmino, sang algojo keempat yang melenceng. Empat lainnya, Willian, Marquinhos, Philippe Coutinho, dan Gabriel Jesus sukses menjebol gawang kiper Paraguay Gatito Fernandez.

Kemenangan Brasil atas Paraguay kemarin sekaligus memutus rekor buruk mereka dalam dua pertemuan terakhir di ajang Copa America. Pada perempat final Copa America 2011 dan 2015, Brasil takluk oleh Paraguay ketika adu penalti dilakukan.

Nah, senyum Alisson pun semakin lebar karena kemenangan kemarin terjadi di kandang mantan klub rival sengitnya, Gremio. Alisson merupakan produk Internacional sejak berusia sepuluh tahun. Internacional dan Gremio memiliki histori rivalitas yang panjang. Derbi yang kerap disingkat Grenal itu sudah berusia 110 tahun.

“Kemenangan ini sangat membekas buat saya karena saya mendapatkannya di kota kelahiran saya. Meski sebenarnya mayoritas pendukung Brasil disini adalah Gremista (sebutan pendukung Gremio, red),” tutur kiper berusia 26 tahun tersebut.

Pelatih Paraguay Eduardo Berizzo kepada EFE menuturkan skuadnya sudah menunjukkan performa terbaik. Situasi kurang menguntungkan buat La Albirroja terjadi sejak menit ke-58 karena bek Fabian Balbuena kena kartu merah usai melanggar penyerang Brasil Firmino.

Pelanggaran itu sempat berbuah penalti buat Brasil. Namun wasit Roberto Tobar asal Cile membatalkan hadiah penalti itu pasca mengamati ulang insiden lewat layar Video Assistant Referee (VAR).

“Dalam adu penalti yang terjadi kami nyaris meraih kemenangan heroik atas tuan rumah. Terlepas apapun hasil penalti kami hari ini (kemarin, red.) saya bangga kepada para pemain saya,” tutur Berizzo.

Eks pelatih Celta Vigo itu juga tak menimpakan kesalahan secara khusus kepada dua penendangnya kemarin. Gomez dan Gonzalez. Gonzalez pada laga lawan Argentina (20/6) juga gagal menunaikan tugasnya sebagai algojo. Sepakan pemain Santos itu dihadang kiper Albiceleste Franco Armani.

Di sisi lain, pelatih Brasil Tite kepada ESPN kemarin mengatakan timnya langsung bersiap menghadapi pemenang laga Venezuela versus Argentina yang berlangsung dini hari tadi (29/6) di Rio de Janeiro.

“Kalau kami bertemu Argentina maka yang akan kami hadapi adalah tim dengan sekumpulan individu terhebat dunia saat ini. Keberadaan (Lionel) Messi tak perlu dipertanyakan di Argentina,” tutur Tite. (zed)


Laporan JPG, Porto Alegre









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook