Beda Nasib Pep Ball dan Warisan Big Dunc

Olahraga | Sabtu, 28 Desember 2019 - 08:50 WIB

Beda Nasib Pep Ball dan Warisan Big Dunc
INTERNET

LONDON (RIAUPOS.CO) -- BOXING DAY sama-sama jadi debut untuk Mikel Arteta dan Carlo Ancelotti di klub barunya masing-masing. Arteta di Arsenal dan Ancelotti dengan Everton. Uniknya, baik Arteta ataupun Ancelotti sama-sama mengusung taktik lama. Bedanya, niat Arteta menjadikan Arsenal seperti Manchester City gagal total.

Dalam laga debutnya, Arsenal tertahan 1-1 di kandang Bournemouth. Arteta meng-copy City tak hanya dari gaya berpakaian pelatihnya, Pep Guardiola. Begitu pun gaya mainnya. Dari sisi formasi dia mengusung formasi 4-3-3 yang kurang familier di era Unai Emery dan Freddie Ljungberg.


Begitu pula gaya main Pierre-Emerick Aubameyang dkk. Dia mengubah Arsenal supaya lebih memainkan ball possession dan menerapkan garis defense tinggi ala Pep di City. "Namun pemainnya tak berpengalaman menjalankannya. Arsenal tidak memiliki pemain seperti di City," sebut Forbes dalam ulasannya. Pep Ball, sebutan gaya main City era Pep, tak berfungsi.

"Ini Arsenal, bukan Man City. Dia (Arteta) harus lebih berhati-hati," kata mantan pelatih Bournemouth Tony Pulis yang kini menangani Middlesbrough, dalam ulasan di Amazon Prime Video.

"Saat berada dalam garis pertahanan tinggi, mereka lambat kembali. Begitu pula di saat harus melakukan pressure tinggi," tambah Pulis.

Dalam laman resmi klub, Arteta menjadikannya sebagai bahan sebelum melakoni Derbi London pertamanya kontra Chelsea besok malam WIB.

"Aku ingin kami menyerang lebih baik, sedikit kebobolan dari counter attack, bertahan lebih baik, dan menyiapkan semuanya saat sesi latihan," tutur Arteta.

"Kami baru memulai dan aku baru memelajari pemainku," klaimnya.

Carletto, julukan Ancelotti, juga mengusung taktik lama. Bukan bawaannya dari Napoli. Melainkan taktik yang sudah diterapkan Duncan Ferguson, pelatih interim Everton sebelumnya yang kini jadi asistennya di Finch Farm, kamp latihan Everton. Skema main Everton tetap 4-4-2 seperti era Big Dunc, julukan Duncan Ferguson.

Ancelotti hanya memodifikasinya jadi 3-5-2 saat menyerang. Perubahan itu yang pernah dia lakukan di Napoli musim lalu.

"(Di dalam menyerang) ke­kuatan saat bertahan formasi 4-4-2 tak berubah. Saat kami build up serangan, (Seamus) Coleman sedikit ke belakang, dan (Djibril) Sidibe lebih maju. Itu bekerja dengan baik," beber Ancelotti yang terakhir merasakan kekalahan Premier League di Goodison Park, 2011 silam itu.(ren/jpg)

Laporan JPG, London









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook