Perpisahan Emosional Jordan Henderson kepada The Kopites

Olahraga | Jumat, 28 Juli 2023 - 01:40 WIB

Perpisahan Emosional Jordan Henderson kepada The Kopites
Jordan Henderson mengucapkan terima kasih terbesarnya kepada para pendukung Liverpool. (INSTAGRAM/ @JORDANHENDERSON)

LIVERPOOL (RIAUPOS.CO) – Jordan Henderson membuat surat perpisahan emosional kepada Liverpool jelang kepindahannya ke klub Arab Saudi, Al Ettifaq. Henderson telah memutuskan untuk meninggalkan Liverpool setelah dia ditawari gaji sebesar 700.000 poundsterling (Rp 13 triliun) oleh Al Ettifaq, yang kini dilatih oleh legenda The Reds, Steven Gerrard.

Henderson tampaknya ingin meninggalkan Anfield, walau kontraknya bersama Liverpool menyisakan dua tahun. Dia bahkan telah menjadi kapten The Reds sejak 2015.


Sementara Liverpool sendiri telah menyetujui kesepakatan dengan Al Ettifaq sebesar 12 juta poundsterling (Rp233 miliar) untuk mendapatkan jasa Henderson.

Surat perpisahan Henderson sendiri telah disampaikan melalui akun Instagramnya pada Rabu (26/7).

“Sulit untuk mengungkapkan 12 tahun terakhir ini dengan kata-kata, bahkan lebih sulit untuk mengucapkan selamat tinggal. Saya akan selalu menjadi Merah sampai saya mati. Terima kasih untuk semuanya. You’ll Never Walk Alone,” ujar Henderson melalui Instagramnya dilansir dari Metro UK pada Kamis (27/7/2023).

Sebelumnya, sudah ada beberapa pemain bintang yang sudah bergabung ke Arab Saudi pada musim panas ini, termasuk Karim Benzema, N’Golo Kante, Ruben Neves, dan masih banyak lagi.

Penyerang PSG dan Timnas Prancis, Kylian Mbappe, juga telah diberi tawaran dari Al Hilal dengan biaya 259 juta poundsterling (Rp4,9 triliun) dari Al Hilal. Namun, Mbappe menolak tawaran tersebut.

Selama berseragam Liverpool selama 12 tahun, Hendo – sapaan Henderson – telah memainkan 492 pertandingan dan menjadi kapten ketika The Reds menjuarai Liga Champions musim 2018/2019 dan Liga Inggris musim 2019/2020.

Gelandang timnas Inggris itu terancam menjadi sasaran kritik sejak dia menyetujui untuk hengkang ke Arab Saudi, yang mana aktivitas seks sesama jenis dilarang. Dia juga menjadi pendukung vokal komunitas LGBTQ+.

Henderson juga menambahkan bahwa dia tidak bisa menggambarkan perasaannya saat ini, terutama saat mengenang masa-masa awal bergabung dengan Liverpool pada 2011.

“Saya tidak yakin saya memiliki kata-kata untuk menggambarkan bagaimana perasaan saya sekarang. Saya berada di ruang ganti untuk terakhir kalinya, jadi seperti yang bisa Anda bayangkan, itu sangat emosional. Tapi, entah bagaimana saya perlu menjelaskan apa arti 12 tahun terakhir ini bagi saya dan keluarga saya,” kata Henderson.

Saya masih ingat perjalanan pada 2011 dengan jelas, sangat bersemangat tetapi kemudian menjadi gugup karena kepindahan dari Sunderland menjadi kenyataan,” imbuhnya.

“Sulit pergi dari sana (Sunderland). Tapi, kalau boleh saya berkata jujur, saya tak bisa mengatakan tidak ketika Liverpool datang mengetuk untuk merekrut Anda.”

Henderson kembali mengenang ketika awal bergabung dengan Liverpool dan bertemu dengan Kenny Dalglish yang saat itu menangani The Reds. Pemain berusia 33 tahun itu menceritakan bahwa 12 tahun kariernya bersama Liverpool merupakan masa-masa terindah dalam kariernya.

“Mengemudi melalui gerbang Melwood tua itu, perasaan berputar di perutku, merasa sedikit malu bertemu dengan Sir Kenny, semuanya terasa seperti baru kemarin. Ketika saya melihat rekamannya kembali sekarang, saya hanyalah seorang anak kecil,” ujarnya.

“Siapa yang pernah membayangkan malam itu bagaimana 12 tahun ke depan akan berjalan. Saya tidak bisa berbohong, ada masa-masa sulit, masa-masa yang sangat sulit. Tetapi, ketika saya melihat kembali karier saya di Liverpool, itu akan selalu menjadi saat-saat indah yang saya ingat,” ujarnya lagi.

“Dan saat-saat indah itu… dari mana saya harus memulai? Menjadi kapten Liverpool Football Club, adalah salah satu kehormatan terbesar dalam hidup saya,” imbuh Hendo.

Henderson mengenang kembali masa-masa suksesnya bersama Liverpool termasuk dengan kekalahan di final Liga Champions. Dia juga berterima kasih kepada klub yang telah membesarkan namanya.

“Sejak ban kapten diberikan kepada saya, saya melakukan semua yang saya bisa untuk berperilaku seperti kapten Liverpool. Tetapi, penghargaan terbesar di Liverpool bukanlah penghargaan pribadi, melainkan kolektif,” tutur Henderson.

“Kita semua, kalian semua, bersama-sama. Dimulai di Madrid, malam paling sempurna, mungkin malam paling favorit saya. Mustahil untuk tidak emosional,” tuturnya lagi.

Henderson membuat 43 penampilan untuk Liverpool musim lalu saat tim asuhan Juergen Klopp finish kelima di Liga Premier, gagal lolos ke Liga Champions.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook