BARCELONA (RIAUPOS.CO) - Sejak debut profesional musim lalu, elemen utama yang ditawarkan Pablo Martin Paez Gavira alias Gavi kepada FC Barcelona memang bukan naluri mencetak gol. Buktinya, gelandang 18 tahun tersebut hanya mencetak 3 gol. Tetapi, dia tetap jadi pilihan utama entrenador Barca Xavi Hernandez dengan menjalani 74 laga.
Perempat final Copa del Rey kontra Real Sociedad di Camp Nou kemarin (26/1) dini hari WIB menunjukkan peran Gavi di lapangan yang sesungguhnya. Dalam laga yang dimenangi Barca 1-0 via gol Ousmane Dembele (52’) tersebut, Gavi menjadi pemain yang paling sempurna dalam melakukan duel. Yaitu, 3 kali sukses dari 3 kali percobaan.
Di La Liga musim ini, Gavi menahbiskan diri sebagai pemain yang paling banyak melakukan duel (146 kali). Peraih Golden Boy Award dan Kopa Trophy tahun lalu itu juga mencatatkan rasio tekel per laga 1,6 atau hanya kalah oleh kapten Sergio Busquets (1,73 tekel per laga) di skuad Barca.
Fighting spirit Gavi yang tinggi terkesan ironi lantaran posturnya yang masih seperti remaja dan bertinggi 173 sentimeter. Paling pendek di antara semua pemain Barca yang tampil. Bek kiri Jordi Alba adalah pemain terpendek di skuad Barca (170 sentimeter) saat ini, tetapi dia tidak bermain kemarin.
”Gavi bukan sekadar selalu bersemangat di tiap laga. Melainkan juga pemberani (untuk pemain 18 tahun, red),” ucap Xavi kepada Mundo Deportivo.
Meski petarung, bakat Gavi sebagai playmaker tetap terlihat. Yakni, dengan mengemas 2 kali tembakan, kreator dari 2 kali peluang, 3 kali sukses menguasai bola, 2 kali umpan silang, hingga 4 kali dribel dengan 1 di antaranya sukses. Sejak musim lalu, Gavi telah membukukan 11 umpan gol.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman