JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pekan pertama PBSI Home Tournament berakhir sangat memuaskan. Para pemain senang akhirnya menjalani pertandingan kompetitif lagi setelah tiga bulan libur. Fans terhibur oleh aksi pemain-pemain favorit mereka. Sedangkan tim pelatih ganda putra bahagia melihat betapa bagusnya penampilan anak didiknya. Terutama para pemain pelapis.
Ya, dalam turnamen yang berlangsung sejak Rabu lalu itu, pasangan Fajar Alfian/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan sukses menjadi juara. Pada partai terakhir kemarin (26/6), mereka mengalahkan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Moh Reza Pahlevi Isfahani dengan skor 21-18, 21-18.
Penampilan mereka nyaris perfect. Selalu menang dalam lima pertandingan dan hanya kehilangan satu game. Fajar menyebut, dalam turnamen berhadiah total Rp100 juta per sektor itu, mereka hanya menikmati pertandingan. Berusaha tidak terbebani. "Tidak menyangka bisa jadi juara," kata Fajar setelah laga di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, kemarin.
Yeremia juga sejak awal tidak percaya mereka bisa memuncaki klasemen dan bertahan hingga akhir. Pada hari pertama, dia masih gugup. Namun, setelah dua kemenangan, kepercayaan dirinya makin tumbuh. Permainannya semakin solid sejak hari kedua hingga kemarin.
Pemain 20 tahun itu juga mengapresiasi Fajar yang memberikan banyak saran di lapangan. "Komunikasi kami jalan terus. Dia (Fajar, Red) banyak memberi bimbingan dan ingatkan saya supaya jangan hilang fokus," ungkap Yeremia.
"Salah satu kunci kemenangan kami adalah kami saling percaya sama pasangan," tambah pemain binaan PB Exist itu.
Pada awal turnamen, tidak ada yang menyangka Fajar/Yeremia bakal juara. Secara individu, mereka memang bukan pemain terbaik yang dimiliki pelatnas.
Namun, sebagai pasangan, ternyata mereka sangat klop. Bisa saling cover. Kelihaian Fajar di depan net diimbangi dengan defense tangguh dan smes tajam Yeremia. Klop sekali. Konsisten pula. Itu paling terlihat ketika mereka menghajar Kevin/Reza straight games kemarin.
Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi menjadi orang yang paling happy kemarin. Dari turnamen kemarin, dia melihat beberapa pemain lapis kedua yang potensial. Nomor satu, tentu Yeremia.
"Sejak awal dia (Yeremia) konsisten," puji Herry IP, sapaannya. "Selain itu, juga ada Reza dan Daniel (Marthin) yang penampilannya stabil. Mereka bisa kompak satu sama lain dengan pasangannya," kata Herry.
Pria berjuluk Coach Naga Api itu menilai Fajar/Yeremia sangat cocok. Mereka bisa saling menggantikan posisi, baik di depan maupun belakang. Sebenarnya pemain lain juga hampir sama. Yang membedakan adalah konsistensi dari hari ke hari.
Herry menjelaskan, saat pertandingan pertama, semua bagus. Menuju pertandingan kedua hingga akhir, mulai terjadi penurunan.
"Kualitasnya terlihat dari daya tahan otot. Hari kedua (beberapa pemain) ada penurunan," jelas Herry.
"Pemain muda ini istilahnya sudah low bat (kehabisan baterai, Red), jadi memengaruhi nggak cuma fisik, tetapi juga cara berpikir mereka. Sudah tidak konsentrasi lagi," tuturnya. Hal itu, lanjut dia, yang harus dipoles lagi.
Di sisi lain, Herry mengatakan bahwa para pemain pelapis tersebut sebetulnya memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda dengan pemain utama. "Sudah cukup bagus. Artinya perbandingan dengan senior hanya sedikit. Hampir mendekati. Mungkin perlu ditambah saja jam bertandingnya," ucapnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi