JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Finalis Euro 2020 dan lolos ke Piala Dunia 2022 sebagai tim paling produktif di zona UEFA (39 gol), Inggris digadang mencapai titik terbaiknya di Qatar dalam 58 hari lagi.
Selain tactician masih sama, Gareth Southgate, semua pemain pilar The Three Lions tidak ada yang mengalami cedera serius sehingga bakal absen di Qatar.
Akan tetapi, menjalani empat pertandingan terakhir tanpa kemenangan bukan pertanda yang bagus bagi The Three Lions.
Apalagi, dari empat laga di UEFA Nations League A grup 3 tersebut, Harry Kane dkk hanya mencetak 1 gol dan kebobolan 6 gol!
Statistik buruk yang butuh dihentikan Inggris dalam dua pertandingan ke depan sebelum memulai Piala Dunia menghadapi Iran di Khalifa International Stadium, Doha, pada 22 November mendatang.
Tim yang mengalahkan Inggris di final Euro 2020, Italia, jadi lawan di Stadio San Siro dini hari nanti (24/9) WIB. Disusul juara Piala Dunia 2014 Jerman di Wembley Stadium tiga hari kemudian (27/9).
"Sepekan ke depan seperti pemanasan kamp Piala Dunia kami," kata winger Inggris Jack Grealish kepada Sky Sports.
Grealish pun membandingkan dengan pemanasan kamp sebelum Euro 2020 (yang digelar tahun lalu) ketika Inggris berhasil meraih hasil bagus. Yakni menyapu bersih kemenangan dalam enam laga.
"Kami tidak mendapatkannya kali ini. Tapi, Piala Dunia adalah ajang yang ditunggu-tunggu sehingga kami akan serius mempersiapkannya," imbuh bintang Manchester City tersebut.
Grealish termasuk pemain yang secara performa tidak sebagus menjelang Euro 2020. Pemain 27 tahun itu hanya mengemas 1 gol dalam 6 laga.
Selain Grealish dan jadi sorotan adalah bek tengah Harry Maguire. Berstatus kapten Manchester United, Maguire secara resmi tersisih dari starting XI di klubnya.
Pelatih United Erik ten Hag lebih memilih Raphael Varane berduet dengan bek baru Lisandro Martinez. Bek kiri Luke Shaw pun tergusur oleh bek kiri baru United Tyrell Malacia.
Yang jadi masalah, Maguire dan Shaw masih mendapatkan panggilan dari tactician Inggris Gareth Southgate.
Seandainya lebih fair, Marcus Rashford dan Jadon Sancho yang on fire bersama United lebih pantas dipanggil ke The Three Lions. Tetapi, Southgate malah berpaling ke Jarod Bowen (West Ham) dan Ivan Toney (Brentford FC).
Terkait polemik seperti itu, pelatih timnas memang biasanya punya kebijakan memanggil pemain reguler pilihannya. Alasannya, sistem permainan yang diusung sudah cocok dengan para pemain tersebut.
Mantan striker The Three Lions Chris Sutton tidak sependapat dengan kebijakan itu. Menurut Sutton, saat ini hanya ada empat pemain di skuad Inggris yang layak menghuni starting XI.
Mereka adalah kiper Jordan Pickford (Everton), gelandang Declan Rice (West Ham), winger Raheem Sterling (Chelsea), dan bomber sekaligus kapten Kane (Tottenham Hotspur).
"Kurang dua bulan sebelum berangkat ke Qatar, timnas masih belum memiliki bayangan sebelas pemain inti dan formasi terbaik," cetus Sutton.
Media-media Inggris, salah satunya Daily Mail, sudah mengingatkan tentang bahaya dari kebijakan Southgate yang menjadikan loyalitas sebagai dasar pemilihan skuadnya.
Maguire, Shaw, serta bek tengah John Stones maupun bek kanan Kyle Walker (keduanya dari Manchester City) disebut merupakan loyalis Southgate.
"Saya tak habis pikir jika Anda memilih pemain karena loyalitasnya. Anda akan membayar mahal kalau melakukan itu," sindir mantan bek kanan The Three Lions Glenn Johnson kepada Press Association.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi