PARIS (RIAUPOS.CO) – Kurang dari dua bulan menuju Piala Dunia 2022 di Qatar, juara bertahan Prancis dalam kondisi limbung. Performa timnas berjuluk Les Bleus itu tidak sama seperti saat memenangi Piala Dunia 2018 di Rusia.
Hal itu tecermin dari hasil skuad besutan Didier Deschamps dalam laga kompetitif. Setelah terhenti di babak 16 besar Euro 2020 yang dihelat tahun lalu, penampilan Les Bleus dalam UEFA Nations League A 2022–2023 sangat mengecewakan.
Les Bleus sudah dipastikan gagal mempertahankan gelar (juara UEFA Nations League A 2020–2021) seiring tidak pernah menang dalam empat laga di grup 1 (2 seri dan 2 kalah).
Bahkan, skuad Deschamps menempati juru kunci di bawah Denmark, Kroasia, dan Austria sehingga rawan turun ke League B. Dua laga pemungkas grup, masing-masing menjamu Austria di Stade de France dini hari nanti (23/9/2022) dan menghadapi Denmark di Parken Stadium tiga hari berselang (26/9), sangat krusial.
Itulah tes kesiapan Les Bleus sebelum memulai kiprah dalam Piala Dunia 2022 dengan melawan Australia di Al Janoub Stadium pada 23 November mendatang.
”Atmosfer (timnas, red) saat ini cukup buruk. Nyaris tidak ada ketenangan,” ungkap Deschamps seperti dilansir L’Equipe.
Didi –sapaan akrab Deschamps– sadar dua laga ke depan sulit dijadikan evaluasi menuju Qatar karena Les Bleus tidak memiliki skuad terbaik. Ada sembilan pemain pilihan reguler Deschamps yang cedera.
Di antaranya, kapten sekaligus kiper Hugo Lloris sampai trio bek yang terdiri atas Presnel Kimpembe serta Hernandez bersaudara (Lucas dan Theo). Juga absen adalah trio gelandang Paul Pogba, N’Golo Kante, dan Adrien Rabiot; winger Kingsley Coman; hingga striker Karim Benzema.
Deschamps sampai memanggil lima pemain debutan. Yaitu, kiper Alban Lafont (FC Nantes), bek Benoit Badiashale (AS Monaco), bek Adrien Truffert (Stade Rennais), gelandang Youssouf Fofana (AS Monaco), dan striker Randal Kolo Muani (Eintracht Frankfurt).
”Memberi kepercayaan kepada banyak pemain debutan ketika Piala Dunia sudah dekat adalah bukti frustrasinya Deschamps,” kritik beIN Sports.
Kritik itu beralasan karena Deschamps termasuk pelatih yang sejatinya lebih percaya kepada para pemain muka lama ketimbang mencoba muka baru.
Misalnya, kepercayaan terhadap dua striker berpengalaman, Olivier Giroud (AC Milan) dan Antoine Griezmann (Atletico Madrid). Keduanya memiliki caps lebih dari seratus.
Giroud memang layak dipanggil karena performa striker dengan 112 caps itu sedang moncer dengan torehan 5 gol dan 1 umpan gol dari 9 penampilan musim ini.
Apalagi, Benzema absen dan Giroud menjadi nomor 9 yang tersedia. Usianya yang sudah menapak 35 tahun bisa dikesampingkan.
Sementara itu, Grizi –sapaan Griezmann– dengan 3 gol dan 1 umpan gol dari 8 laga bersama Atletico sudah luar biasa. Itu mengingat 7 laga di antaranya dimainkan Grizi sebagai pengganti.
”Setidaknya dia (Griezmann, red) tidak terlalu lelah (sering menjadi pengganti di Atletico, red). Dia akan memainkan menit lebih banyak ketika bersama kami,” beber Deschamps tentang striker pemilik 108 caps tersebut.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman