BUENOS AIRES (RIAUPOS.CO) - Kota Pujato banyak disebut seiring kesuksesan Lionel Scaloni membawa Argentina menjadi juara Piala Dunia 2022. Ya, Pujato merupakan kota kelahiran pelatih yang telah menyamai capaian para seniornya seperti Cesar Luis Menotti (1978), Carlos Bilardo (1986 dan 1990), serta Alejandro Sabella (2014) tersebut.
Sayangnya, capaian Scaloni tidak akan disambut Pujato dengan pesta penghormatan ketika pelatih berusia 44 tahun itu pulang nanti. Alasannya, Pujato tengah dalam suasana duka. Yaitu terkait kecelakaan lalu lintas tragis yang menewaskan pemuda berusia 27 tahun bernama Agustin Fratini sepekan lalu. Bahkan, ketika semua kota di Argentina merayakan kelolosan Lionel Messi ke final setelah mengalahkan Kroasia, Pujato adem ayem.
”Kami tidak berencana merayakannya (jika Argentina menjadi juara dunia, red). Semua ada waktunya, akan ada waktu untuk melakukannya,” kata Presiden Comunal de Pujato Daniel Quacquarini kepada Radio Villa Trinidad.
Meski begitu, Quacquarini memastikan tetap ada tribute untuk Scaloni. ”Kami sedang mencari waktu yang tepat untuk menghormati Lionel (Scaloni) karena kota ini sudah berutang kepadanya. Hanya, untuk saat ini, bahkan ketika (Argentina) memenangi Piala Dunia, semuanya akan biasa-biasa saja. Kami ingin menghormati suasana duka ini,” beber Quacquarini.
Terlepas seperti apa sambutan Pujato untuknya, Scaloni tetap ingat dengan kota kelahirannya. Dia juga meminta dukungan sebelum final.
”Kami sekarang berada di momen yang tidak terlupakan. Kami ingin membuat semua orang (di Argentina) merasa bangga, termasuk mereka yang di Pujato,” ujar pelatih yang telah memenangi Copa America 2021 tersebut.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman