JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Tahun lalu, Stefanos Tsitsipas masih masuk dalam kategori Next Gen di ajang ATP Finals. Next Gen adalah turnamen akhir musim tersebut yang diperuntukkan petenis-petenis muda terbaik dunia.
Saat itu, petenis Yunani tersebut keluar sebagai jawara. Setahun kemudian, di penampilan debut di kasta teratas, dia langsung membawa pulang trofi juara setelah menyingkirkan petenis-petenis top.
Tsitsipas menjadi juara termuda ATP Finals sejak Lleyton Hewitt pada edisi 2001. Selain itu, dia mencatatkan sejarah sebagai petenis pertama dari Yunani yang berhasil memenangi turnamen penutup musim tersebut. Di partai final kemarin (18/11), Tsitsipas bertarung habis-habisan sekaligus menghabisi petenis Austria Dominic Thiem 6 (6)-7, 6-2, 7-6 (4).
Kedua petenis bertarung dalam tempo 2 jam 35 menit. Setelah kehilangan set pertama, Tsitsipas membalikkan situasi pada set kedua. Perjuangan berat kembali dihadapi pada set ketiga. Namun, momentum hebat Tsitsipas memang tak bisa dibendung.
"Aku tidak tahu bagaimana bisa bermain sangat bagus pada set kedua. Aku tidak memberinya (Thiem) banyak opsi untuk mengganti pola permainan," ucap petenis gondrong tersebut dikutip ATP Tour.
Performa Tsitsipas itu mengulangi aksi mantan petenis Argentina David Nalbandian yang come back setelah kehilangan set pertama di partai final 2005. Saat itu, Nalbandian memenangi duel kontra Roger Federer saat turnamen masih dihelat di Shanghai, Tiongkok.
Tsitsipas punya backhand yang mematikan. Selain itu, petenis termuda di ATP Finals 2019 tersebut memiliki servis yang kencang. Tercatat dia membukukan sembilan ace, berbanding delapan yang mampu diciptakan Thiem.
"Ini seperti roller coaster. Luar biasa bisa mengangkat trofi ini. Aku tidak pernah mendapatkan dukungan (dari penonton) sebesar ini," lanjutnya.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi