BOLOGNA (RIAUPOS.CO) - Mengingat-ingat tentang Paulo Dybala, sama dengan mengingat-ingat dosa Maurizio Zamparini kepada Silvio Berlusconi. Dengan posisinya sebagai Presiden Palermo selaku klub yang berhak atas Dybala saat itu, Zamparini seharusnya bisa mengarahkan Dybala ke klub Berlusconi, AC Milan.
Nyatanya, per 4 Juni 2015 silam pesawat yang membawa Dybala dari Argentina lebih memilih landing di Turin. Bukan ke Milan. ’’Saya minta maaf tidak memberikan Dybala kepada Rossoneri, karena saya lebih berkawan dengan Milan daripada Juventus,’’ ujar Zamparini, kepada La Gazzetta dello Sport.
Striker yang disebut-sebut sebagai penerus Sergio Aguero di timnas Argentina itu merapat ke Juventus Stadium dengan transfer fee sekitar EUR 40 juta (Rp597,8 miliar). Tapi, dari nominal sebesar itu sebenarnya hanya EUR 32 juta (Rp478,2 miliar) saja yang jadi mahar kepindahannya.
Sedangkan EUR 8 juta (Rp 119,5 miliar) sisanya diberikan sebagai bonus. ’’Jika bukan karena pengaruh dari agennya (Calcio Sud America SA, red), Dybala mungkin akan memilih ke Milan. Karena Berlusconi sudah menyodorkan EUR 40 juta itu langsung dalam bentuk cash,’’ tuturnya.