DOHA (RIAUPOS.CO) - Sama dengan Golden Ball dan Golden Boot, tidak harus juara untuk memenangkan Golden Glove. Yang diperoleh kiper Belgia Thibaut Courtois di Rusia empat tahun lalu jadi salah satu bukti. Belgia bahkan tidak mencapai final.
Kapten sekaligus kiper Prancis Hugo Lloris yang juara malah gagal memenangkan Golden Glove. Padahal, Lloris dkk berhasil mengalahkan Belgianya Courtois di semifinal.
Manuel Neuer jadi kiper terakhir yang menjadi pemenang Golden Glove sekaligus timnya juara pada edisi 2014. Dia meneruskan tradisi yang dilakukan Iker Casillas bersama Spanyol (2010) dan Gianluigi Buffon bersama Italia (2006). Sebelumnya, ada Oliver Kahn yang jadi pemenangnya meski runner-up edisi 2002.
Nah, pada Piala Dunia kali ini, Saint Lloris –julukan Lloris– kembali membidik predikat serupa. Kebetulan, dia jadi salah satu kandidat kuat. Sebagaimana dilansir Who Scored, kiper Tottenham Hotspur itu sudah melakukan sepuluh penyelamatan. Lebih banyak dua kali lipat daripada penjaga gawang Argentina Emiliano Martinez (empat penyelamatan).
Namun, Lloris tidak dominan untuk statistik kiper. Jika dibandingkan Emi –sapaan Emiliano– nirbobolnya lebih sedikit (1 dibandingkan 3). Lloris juga memainkan lima laga. Sementara itu, Emiliano main di enam laga alias selalu main sejak fase grup.
Itu belum termasuk Emiliano yang juga sudah menggagalkan dua eksekutor penalti Belanda pada perempat final (10/12). Sementara itu, Lloris belum sekali pun menghadapi babak tos-tosan. Bahkan sejak jadi juara di Rusia empat tahun silam.
Namun, persaingan Golden Glove tidak sekadar mengerucut kepada Emiliano dan Lloris. Sebab, kiper Kroasia Dominik Livakovic dan kiper Maroko Yassine Bounou juga berpeluang. Sebelum laga perebutan peringkat ketiga tadi malam, mereka juga masing-masing sudah pernah menggagalkan eksekutor adu penalti. Livakovic dengan empat penyelamatan dan Bounou dengan dua penyelamatan.
’’Fokus utama adalah kejayaan Prancis (back-to-back juara, red). Memang, kami tidak sempurna. Tetapi, kami akan memberikan segalanya melawan Argentina,’’ papar Lloris yang lebih mengutamakan pencapaian tim daripada Golden Glove kepada ESPN.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman