ALL ENGLAND 2021

Praveen: BWF Melanggar Peraturan yang Mereka Buat Sendiri

Olahraga | Kamis, 18 Maret 2021 - 22:06 WIB

Praveen: BWF Melanggar Peraturan yang Mereka Buat Sendiri
Praveen Jordan dan Melati Daeva, juara bertahan All England yang dipaksa mundur karena persoalan yang tak adil. (PBSI)

BIRMINGHAM (RIAUPOS.CO) - Juara bertahan ganda campuran All England, Praveen Jordan mengecam BWF. Sebab dirinya dan kolega dipaksa mundur dari All England dan pulang ke hotel jalan kaki. 

Tim Indonesia dipaksa angkat kaki dari All England karena berada dalam satu pesawat dengan penumpang yang dinyatakan positif Covid-19 saat terbang ke Inggris. Akibatnya atlet Indonesia diperintahkan untuk isolasi mandiri 10 hari. 


Praveen beserta rekannya Melati Daeva Oktavianti gagal mempertahankan gelar. Mereka diberitahu tidak bisa main di All England ketika sudah berada di Utilita Arena untuk melakoni babak 32 Besar. 

Kabar tak mengenakkan itu membuat hatinya kesal. Praveen makin naik pitam lantaran harus pulang ke Crowne Plaza Hotel dengan berjalan kaki. 

“Menurut saya, BWF telah melanggar peraturan yang sudah mereka buat sendiri. Ketika berita ini muncul, tim Indonesia (medis, physiotherapist, dan beberapa atlet yang sedang cooling down, red) dipaksa keluar dari arena untuk kembali ke hotel dengan cara berjalan kaki, tanpa menggunakan akses yang disediakan,” kata Praveen di akun Instagram miliknya, Kamis (18/3/2021). 

“Seharusnya, semua tim yang berpartisipasi dalam All England 2021 tidak diperbolehkan keluar area hotel, jika tidak menggunakan akses yang telah disediakan (bus). Dengan disuruh jalan kaki dari arena ke hotel, apakah itu bukan berarti keluar dari area hotel?” ujarnya.

Praveen hanya satu dari sekian banyak atlet Indonesia yang mengecam BWF. Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon juga menuding BWF tidak adil. 

Sebab sebelum Indonesia, ada tujuh kasus Covid-19 yang menimpa tiga negara yakni India, Thailand, dan Denmark. Namun nyatanya ketiga negara tersebut masih diizinkan untuk berpartisipasi di All England. 

"Beberapa dari Anda mungkin memperhatikan bahwa permainan sempat ditunda sebelum 7 kasus positif yang mereka temukan di anggota tim lain (negara lain, red). Setelah mereka di tes ulang, hasilnya negatif. Jadi mengapa kita tidak juga memiliki keadilan yang sama di sini?" kata Marcus di Instagram. 

"Dan jika ada aturan ketat untuk memasuki wilayah Inggris karena Covid, BWF seharusnya sudah mendaftarkan sistem bubble yang menjamin keamanan kita. Pemain harus menjalani karantina sebelum acara. Agar adil, orang yang telah diuji  harus menjalani tes lain karena benar-benar kami tidak percaya lagi pada tes covid yang mereka jalankan karena seperti yang Anda semua dapat melihat semua 7 kasus positif bisa berubah menjadi 7 kasus negatif hanya dalam 1 hari," ujarnya.

Sumber: JPNN/News/PBSI
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook