TEHERAN (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Iran membantah kabar Cristiano Ronaldo terancam hukum cambuk setelah merangkul seniman wanita asal negara tersebut yakni Fatemeh Hamami.
Sebelumnya, menurut media-media top Spanyol seperti Marca dan Mundodeportivo, superstar Portugal itu dituntut sejumlah pengacara Iran karena dianggap melanggar aturan negara mereka setelah merangkul dan mencium pipi Fatemeh Hamami.
Menurut hukum di Iran, menyentuh seorang wanita lajang termasuk tindakan perzinaan. Sanksi untuk perbuatan tersebut adalah hukuman cambuk 99 kali. Diketahui Fatima Hamami adalah pelukis perempuan difabel yang mengidolakan sosok Cristiano Ronaldo sejak lama.
Pada 2020, ia pernah mengunggah lukisan potret wajahnya yang dilukis menggunakan kakinya. Kondisi tubuh Fatima Hamami diketahui mengalami 85 persen kelumpuhan.
Ketika berjumpa dengan Ronaldo, ia sempat mengatakan mimpinya menjadi nyata. Akun Instagram Al-Nassr juga mengunggah momen pertemuan keduanya di Teheran.
Tak hanya Ronaldo, namun Fatima Hamami juga pernah melukis Lionel Messi dan diposting ke akun Instagram pribadinya. Media Iran menyebutnya sebagai seniman yang mampu melampaui batas.
Isu mengenai hukuman cambuk itu bermula pada 20 September 2023, Ronaldo datang ke Iran untuk bertemu dengan Persepolis di Liga Champions Asia. Tim tamu disambut gegap gempita masyarakat lokal setibanya di Teheran.
Pemain berusia 38 tahun mendapatkan banyak hadiah dari penggemarnya, seperti karpet Persia hingga lukisan. Salah satu lukisan yang diterima Ronaldo adalah karya Fatima Hamini.
Ronaldo sangat mengapresiasi hadiah lukisan yang diberikan Hamimi. CR7 bertemu langsung Hamimi, yang menggunakan kursi roda, serta tak sungkan memeluk dan memberi kecupan di kening sebagai tanda terima kasih.
Video Ronaldo bertemu dan memeluk Hamimi viral di media sosial. Namun, tidak semua pihak senang dengan apa yang dilakukan peraih lima Ballon d'Or itu. Kalangan pengacara konservatif Iran menuntut agar Ronaldo dihukum cambuk 99 kali karena dinilai berzina dengan memeluk hingga mencium kening Hamami. Sanksi cambuk akan dijatuhkan jika suatu saat CR7 berkunjung kembali ke Iran.
Ronaldo bisa terbebas dan diampuni oleh hakim jika menyatakan penyesalan atau permintaan maaf secara terbuka atas tindakannya. Namun isu Ronaldo akan dicambuk itu dibantah pemerintah Iran.
Dikutip akun jejaring sosial resmi Kedutaan Besar Iran di Spanyol. Mereka menyebut jika Ronaldo akan dihukum cambuk adalah pemberitaan palsu untuk upaya menutupi kondisi Palestina yang sedang terlibat konflik dengan Israel.
Malah, Pemerintah Iran mendukung aksi Hamami. Mereka juga mengungkapkan kedatangan Ronaldo disambut sangat baik dan meriah oleh masyarakat Iran maupun otoritas yang berkewenangan.
"Kami secara tegas menolak dikeluarkannya keputusan pengadilan terhadap atlet internasional mana pun di Iran," cuit pernyataan tersebut.
"Ada kekhawatiran bahwa publikasi berita yang tidak berdasar tersebut dapat menutupi kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang terhadap bangsa Palestina yang tertindas."
"Perlu dicatat bahwa Cristiano Ronaldo melakukan perjalanan ke Iran pada 18 dan 19 September untuk bermain dalam pertandingan sepak bola resmi dan diterima dengan sangat baik oleh masyarakat dan pihak berwenang."
"Pertemuannya yang tulus dan manusiawi dengan Fatemeh Hamami juga dipuji dan dikagumi baik oleh masyarakat maupun otoritas olahraga negara tersebut," lanjutannya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman