JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Romelu Lukaku baru memulai debutnya di galaksi sepak bola Italia pada awal musim ini. Dia juga baru melewati tiga pertandingan di Serie A bersama Inter Milan. Namun, kahadirannya, beririsan dengan sejumlah insiden berbau rasialis.
Saat Inter bertandang ke Sardegna Arena (2/9), Lukaku mendapatkan perlakukan rasis dari pendukung tuan rumah Cagliari. Bentuknya berupa teriakan-teriakan menirukan suara monyet.
Kemarin, Lukaku juga menjadi korban rasisme. Seorang komentator sepak bola bernama Luciano Passirani yang bekerja untuk program TopCalcio24, mengatakan kata-kata rasis ketika mengomentari aksi Lukaku.
"Jika Anda berhadapan satu-lawan-satu melawan dia, maka dia akan membunuh Anda," ucap Passirani.
"Satu-satunya cara untuk mengunggulinya mungkin adalah berikan saja makanan berupa 10 pisang kepadanya," tambahnya.
Menanggapi ucapan Passirani tersebut, Direktur Program TopCalcio24 Fabio Ravezzani langsung mengucapkan permintaan maaf setinggi-tingginya.
"Dan dia (Passirani) tidak akan berpartisipasi dalam siaran-siaran kami," tegas Ravezzani sebagaimana dilansir BBC.
"Mr Passirani berusia 80 tahun. Dia bermaksud memuji Lukaku dengan metafora. Namun akhirnya, pujian itu jatuh pada rasisme. Itu adalah metafor yang buruk, mungkin dia tidak bermaksud melecehkan. Namun, saya tidak bisa mentoleransi kesalahan jenis apapun. Walaupun itu sebuah kecerobohan tak disengaja," imbuhnya.
TopCalcio24 adalah program televisi berita yang berfokus membahas pertandingan-pertandingan Serie A. Kanal ini biasanya banyak menghadirkan berita-berita empat tim besar yakni Juventus, Milan, Inter, dan Napoli.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi