LONDON (RIAUPOS.CO) - Kritik terhadap Jack Grealish yang dianggap pengecut karena tidak ambil penalti di final Piala Eropa 2020 (Euro 2021) dalam duel Italia vs Inggris disebut karena motif dendam.
Kecaman kepada Grealish datang dari mulut legenda Liga Inggris, Roy Keane, yang menjadi komentator final Euro 2020 di Stadion Wembley.
Pada pertandingan krusial itu Inggris kalah 2-3 dari Italia. The Three Lions gagal juara Euro 2020 setelah tiga penendang muda mereka, Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka tidak bisa membobol gawang Gianluigi Donnarumma.
Usai pertandingan Roy Keane menyoroti sikap Raheem Sterling dan Grealish yang tidak ambil bagian dalam penalti itu, dan membiarkan pemain muda seperti Sancho serta Saka menanggung beban.
Akan tetapi, baru-baru ini eks pemain Liga Inggris lain, Trevor Sinclair, mengungkap indikasi baru yang menjadi alasan Keane mengkritik Grealish dengan tajam. Sinclair menyebut Keane memiliki persoalan pribadi dengan Grealish.
"Saya percaya Jack. Dia adalah pemain yang melangkah ke atas. Ketika Anda ingin membuat nama untuk diri sendiri, saat itulah Anda melangkah," ujar Sinclair kepada TalkSPORT dikutip dari Sportbible.
"Soal Roy Keane, dengan fakta Jack Grealish meninggalkan skuad Irlandia, pindah ke skuad Inggris, saya pikir di sana ada sedikit masalah pribadi," ucap Sinclair menambahkan.
Dalam laporan Sportbible, Grealish yang kelahiran Birmingham, Inggris, itu, memiliki kesempatan tampil bersama timnas Irlandia usia muda karena faktor kakek-neneknya.
Sejak 2011 hingga 2014 Grealish tampil bersama Irlandia U-17, U-18, dan U-21. Akan tetapi, pada 2015 pemain Aston Villa itu menolak panggilan timnas senior Irlandia yang pada masa tersebut dilatih Martin O'Neill, dengan Roy Keane sebagai asisten.
Grealish pun harus menunggu hingga Agustus 2020 sebelum mendapat panggilan pertama di timnas Inggris senior. Namun, dengan cepat dia menjadi idola bagi penggemar.
Kapten Aston Villa tersebut memiliki skill yang mumpuni dan selalu menjadi tulang punggung klub asal kota kelahirannya tersebut. Hal itu yang membuat Southgate membawanya ke tim Inggris. Meski tidak selalu tampil penuh, dan sering masuk sebagai pemain pengganti, namun penampilan Grealish selalu memberi warna.
Beberapa klub besar seperti Manchester United kini menginginkan tanda tangannya. Namun belum ada pembicaraan dan kesepakatan apa pun antara kedua pihak.
Usai dikritik Roy Keane, Grealish memberikan pembelaan. Pemain 25 tahun itu mengaku siap mengambil penalti saat final Euro 2020. Akan tetapi dia tidak bisa membantah keputusan pelatih Gareth Southgate.
Di Aston Villa, sebagai kapten, Grealish adalah pengambil opsi pertama jika ada tendangan penalti.
"Saya selalu siap (mengambil tendangan penalti, red)," jelas Grealish.
Sumber: TalkSPORT/News/Sportbible
Editor: Hary B Koriun