LONDON (RIAUPOS.CO) – Kehilangan Marcus Rashford karena mengalami cedera merupakan kerugian besar buat timnas Inggris. Pemain Manchester United itu sedang produktif. Rashy, sapaan Marcus Rashford, mencetak 27 gol dan 9 umpan gol dari 44 laga bersama United.
Lubang yang ditinggalkan Rashy terlihat jelas. Meski juara dunia 1966 itu menang atas Italia 2-1 pada matchday satu Grup C (24/3), terlihat bahwa sisi kiri penyerangan Three Lions (julukan Timnas Inggris) kurang menggigit.
Kala itu, tactician Inggris Gareth Southgate memberikan posisi winger kiri kepada Jack Grealish. Pemain Manchester City tersebut hanya menghasilkan 1 tembakan, 1 umpan kunci, dan 2 dribel selama 69 menit bermain. Pengganti Grealish, Phil Foden, bahkan nyaris ”tak terlihat’’.
Foden yang menggantikan Grealish dan bermain 12 menit nirkontribusi. Sayang, Foden yang masuk menit ke-69 harus keluar di menit ke-81 usai bek Inggris Luke Shaw kena kartu merah. Foden diganti lagi oleh Kieran Trippier
Rebutan posisi sebagai winger kiri antara Grealish dan Foden bakal berlanjut pada matchday kedua Grup C malam ini (26/3) kontra Ukraina di Stadion Wembley (siaran langsung Soccer Channel pukul 23.00 WIB). Dengan penampilan Grealish yang belum memuaskan ketika kontra Gli Azzurri, julukan Italia, sangat mungkin pada laga di Wembley ini, nanti giliran Foden yang menghuni starting XI.
”Dia (Foden, red) mendatangiku (setelah hanya main 12 menit, red) dan mengerti situasinya. Tentu saja, aku tidak ingin mengganti Foden setelah dia jadi pengganti Grealish,” kata Southgate kepada Manchester Evening News.
”Namun, kami perlu tambahan fullback untuk mengamankan hasil pertandingan,” lanjut Southgate.
Meski sangat mungkin memberikan jatah starter kepada Foden malam nanti, bukan berarti pemain 22 tahun itu aman. Sama seperti Grealish ketika melawan Italia, Foden juga bisa digantikan oleh Grealish jika performanya malam nanti tidak sesuai harapan.
Uniknya, persaingan dua pemain itu juga sudah terjadi di City sejak musim lalu. Untungnya, tactician Pep Guardiola sudah menemukan solusinya. Sadar bahwa Foden lebih versatile, dia dimainkan di berbagai posisi. Dalam dua musim terakhir, Foden masing-masing tercatat memainkan enam posisi. Hebatnya, hanya ada dua posisi yang tidak dihiasinya dengan kontribusi gol. Yakni, gelandang kiri musim lalu dari enam laga dan satu laga sebagai striker pada musim ini.
Di 10 posisi sisanya, dia selalu berkontribusi terhadap gol tim. Bandingkan dengan Grealish. Dalam dua musim terakhir, dia total bermain di tujuh posisi. Empat posisi untuk musim lalu dan tiga lainnya musim ini. Nah, dari tujuh posisi tersebut, terdapat tiga posisi yang dihiasinya dengan nirkontribusi. Yakni, satu laga musim ini sebagai gelandang kanan serta musim lalu sebagai winger kanan (1 laga) dan striker (5 laga).
Artinya, Foden dan Grealish memang sama-sama lemah ketika mengemban peran nomor 9. Hal yang tentu saja tidak akan dilakukan Southgate. Selain karena keberadaan striker sekaligus kapten Harry Kane, masih ada beberapa nama striker yang lebih layak dikedepankan seperti Ivan Toney daripada memaksa Foden atau Grealish jadi striker.
”Southgate tactician dan pribadi yang brilian. Dia yang memberiku jalan debut bersama Inggris,’’ ujar Grealish dikutip ESPN.
Grealish menyiratkan legawa apakah dirinya atau Foden yang dipercaya Southgate.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman