PHNOM PENH (RIAUPOS.CO) – Sebelum, Selasa (16/5) hari ini, Indonesia dan Thailand sudah bertemu dalam tiga edisi final SEA Games. Pertemuan pertama terjadi pada 1991 di Manila.
Saat itu Indonesia sukses membawa pulang medali emas setelah mengalahkan Thailand dengan skor 4-3.
Setelah kemenangan itu, Indonesia belum bisa lagi mengalahkan Thailand di final SEA Games. Indonesia kalah 2-4 dalam final SEA Games 1997 Jakarta. Skuad Merah Putih juga kalah 0-1 oleh Thailand pada final SEA Games 2013 Myanmar.
Malam ini akan menjadi pertemuan keempat Indonesia dengan Thailand di final pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara itu. Gelandang tim nasional Indonesia Beckham Putra Nugraha, sadar Indonesia belum pernah meraih medali emas dari cabang olahraga sepakbola sejak 1991.
Karena itu, pemain asal Persib Bandung tersebut akan berusaha memutuskan dahaga puasa gelar Indonesia di pentas SEA Games. Spirit 1991 diusung saat Indonesia bertemu Thailand dalam pertandingan final SEA Games 2023 malam ini di Olympic Stadium, Phnom Penh (siaran langsung, RCTI pukul 19.30 WIB).
”Semoga di pertemuan keempat antara Indonesia dan Thailand di babak final SEA Games ini kami bisa meraih hasil terbaik. Kami akan berusaha menjadi pemenang dan membawa pulang medali emas,” ujar pemain bernomor punggung 10 di timnas Indonesia tersebut, kemarin.
Pesepakbola 21 tahun itu menilai kesiapan timnya sudah sangat maksimal menjelang pertandingan melawan Thailand. Kemenangan 3-2 yang diraih secara dramatis atas Vietnam pada babak semifinal membuat Beckham semakin percaya diri mampu mengandaskan permainan Thailand.
Tapi, Beckham tidak mau jemawa. Menurut pemain kelahiran Bandung, Jawa Barat, 29 Oktober 2001 itu, Thailand adalah lawan yang sangat kuat. Mereka adalah negara yang paling sering menjuarai SEA Games. Total sudah sembilan kali Thailand naik podium juara.
”Ya, Thailand adalah tim yang ditakuti. Tapi, kami tidak gentar. Kami akan berusaha mengalahkan mereka di final nanti,” tegas adik kandung pesepakbola Gian Zola tersebut.
Manajer Timnas Indonesia Kombespol Sumardji meminta para pemainnya untuk mewaspadai perbedaan Thailand. Menurut Chief Operating officer (COO) Bhayangkara FC itu, meski Thailand tidak lagi dipegang Alexandre Polking, kekuatan Thailand tetap berbahaya.
Strategi Issara Sritaro, pelatih Thailand saat ini harus diwaspadai dengan ekstra. ”Kami melihat Polking dan Issara sama. Tapi, saya melihat kami sekarang diuntungkan dengan mental para pemain yang lebih kuat,” ungkap Sumardji.
Dengan mental yang lebih tangguh, mantan Kapolresta Sidoarjo itu sangat yakin Indonesia bisa mengimbangi permainan Thailand. Absennya Pratama Arhan karena terkena kartu merah pun tidak menjadi persoalan serius. Menurut Sumardji, absennya Arhan bisa diantisipasi karena pembentukan tim dilakukan secara ketat.
”Pemilihan 20 pemain saat ini dilakukan melalui proses yang sangat selektif di masing-masing posisi. Dan, 20 pemain tersebut memiliki kemampuan serta kerja sama tim yang terbaik di usianya. Kami sangat yakin dan memiliki tekad yang sangat kuat untuk memenangi pertandingan besok (hari ini, red),” tegas mantan Kasubdit Registrasi dan Identifikasi Ditlantas Polda Metro Jaya itu.
Sementara itu, pelatih timnas Indonesia Indra Sjafri memastikan bakal menyajikan permainan terbaik hari ini. Dia tidak mau melewatkan kesempatan emas yang sudah berada di depan mata. ”Besok (hari ini, red) adalah pertandingan puncak. Tim ini terus berproses sejak fase grup sampai semifinal. Proses itu berjalan dengan baik. Jadi, kami berkomitmen untuk memberikan permainan terbaik dalam laga final besok (hari ini, red),” tegas pelatih asal Sumatera Barat itu.(fiq/c19/ali/jpg)