LIVERPOOL (RIAUPOS.CO) - Liverpool itu pembunuh raksasa di Premier League. Dengan taktik gegenpressing yang diterapkan Juergen Klopp, setidaknya sudah ada dua klub raksasa Inggris yang terkapar. Antara lain Chelsea dan Manchester City. Dini hari nanti, giliran Arsenal sang menjadi pemuncak klasemen di Premier League yang menguji peruntungannya melawan gegenpressing ini.
Pertanyaannya, masihkah ada taji gegenpressing menghadapi klub-klub yang punya filosofi menyerang seperti Arsenal? Bedanya, gegenpressing yang dihadapi Arsenal bukan gegenpressing sempurna. Melainkan gegenpressing yang sedang genting. Pasalnya, strategi itu akan diandalkan Klopp dengan bermodalkan komposisi pemainnya yang tereduksi karena cedera.
Sebanyak 12 pemain The Reds yang tidak bisa dimainkan karena cedera. Tiga pemain di antaranya merupakan komponen utama dalam taktik gegenpressing Klopp yang mematikan itu. Di antaranya Martin Skrtel, Philippe Coutinho, dan James Milner. Dilansir dari Liverpool Echo, Klopp mengakui bahwa dirinya sedang mencari cara terbaik untuk mempertahankan tuah gegenpressing itu.
’’Kami tidak akan mengubah strategi, kami hanya mencari plan terkini untuk laga kali ini,’’ ujarnya dalam pre match conference.
Formasi 4-3-3 tetap jadi pilihan Klopp. Adam Lallana diharapkan bisa meledak seperti Coutinho di sisi kanan. Lalu, agresi sisi tengah yang dihuni trio Emre Can, Lucas Leiva, dan Joe Allen dituntut untuk mampu menahan tusukan Arsenal yang dipimpin Mesut Oezil. Kali terakhir formasi ini dipakai saat Liverpool hanya bisa menang 1-0 atas Stoke City dalam leg pertama semifinal Piala Liga, 6 Januari lalu. Itu pun masih ada Coutinho di sisi kanan yang bermain hanya 18 menit dalam laga itu.
Kesimpulannya, tanpa Coutinho, Milner, dan Skrtel pressure strategi gegenpressing ini tidak berfungsi 100 persen. ’’Mengubah strategi jadi apa? Kalau kami memainkan sepakbola ball possession seperti Arsenal, jelas kami yang akan kalah,’’ sebutnya.
Dalam pandangan Klopp, Arsenal bukan hanya klub yang mempunyai penguasaan bola bagus. Per Mertesacker dkk juga mempunyai serangan balik yang bagus. Hanya, dia sudah punya pengalaman untuk menghadapi klub dengan serangan balik terbaik seperti Leicester City.