MANCHESTER (RIAUPOS.CO) - Rasa pesimis lolos ke babak berikutnya menyerang pendukung Paris Saint-Germain (PSG) di Liga Champions. Tanpa Neymar, Edinson Cavani, dan Thomas Meunier, Les Parisiens (julukan PSG) akan berhadapan dengan tim yang belum terkalahkan dalam sepuluh laga terakhirnya.
Bayang-bayang mentok di 16 Besar seperti yang selalu terjadi pada dua musim terakhir menghantui PSG. Dini hari nanti (13/2), PSG akan menantang tuan rumah Manchester United (MU) di Old Trafford dalam leg pertama 16 besar Liga Champions (siaran langsung RCTI pukul 03.00 WIB).
Namun di antara kabar tumbangnya jagoan lini depan PSG masih ada secercah harapan buat mencuri poin di stadion yang punya sebutan Theatre of Dreams. Asa PSG itu dipikul oleh penyerang muda mereka Kylian Mbappe. Mbappe yang berusia 20 tahun ini memang terus melejit namanya sejak mengantarkan AS Monaco ke semifinal Liga Champions 2016-2017. Lincah, cepat, akurasi bagus, dan cerdik menempatkannya sebagai penyerang dengan kemampuan komplet.
“Mbappe adalah alien. Belum selesai saya menjelaskan, dia sudah paham apa yang saya maksud dan menjalankan apa yang saya katakan di lapangan,” testimoni rekan Mbappe di Timnas Prancis Raphael Varane jelang final Piala Dunia 2018 lawan Kroasia pada musim panas lalu.
Piala Dunia 2018 menjadi puncak kehebatan Mbappe. Mencetak gol di final Piala Dunia dalam usia yang belum 20 tahun membuat pemain kelahiran Bondy, Prancis itu mengekor pencapaian legenda Brazil, Pele pada final Piala Dunia 1958 Swedia. Seusai Piala Dunia 2018 dan kembali ke klub, sinar karir Mbappe semakin terang. Mbappe menjadi top skor bersama Cavani dengan 22 gol di semua ajang buat PSG sejauh ini. Khusus di Ligue 1, Mbappe untuk sementara menjadi meilleur buteur dengan 18 gol.
Kalau PSG menyandarkan asanya kepada Mbappe maka tuan rumah MU berharap banyak kepada Marcus Rashford. Berusia setahun lebih tua dibandingkan Mbappe (21 tahun), Rashford adalah ‘idola baru’ sejak era Ole Gunnar Solskjaer.
Demi menjaga kebugaran Rashford, maka pemain yang naik ke tim utama di era Louis van Gaal (2015-2016) itu sampai diistirahatkan di matchweek 26 lawan Fulham (9/2) lalu.
“Jika dua bulan lalu ketika undian 16 Besar (Liga Champions) dilakukan saya katakan PSG mendapat keuntungan karena melawan MU. Maka kini situasinya sangat berbeda,” tutur mantan bek MU dan pelatih PSG Laurent Blanc kepada Canal Plus.
Setelah tumbang 1-3 oleh Liverpool di Anfield (16/12), MU memecat Jose Mourinho dan menggantinya dengan Ole Gunnar Solskjaer. Dua bulan dipegang Solskjaer tren MU sangat positif. Bukan hanya sepuluh laga tak kalah, MU pun mencatatkan empat kali clean sheets.
Nah, seiring melejitnya performa MU ini Rashford menjelma sebagai tukang gedor istimewa buat Setan Merah. Kombinasinya dengan Paul Pogba yang notabene kawan Mbappe di timnas sangat ciamik. Rashford dipasang sebagai penyerang tunggal dalam skema main 4-2-3-1 ala Solskjaer. Gol-gol penting Rashford pada era Solskjaer ini lahir lewat assist Pogba.
Misalnya ketika menang 1-0 masing-masing atas Tottenham Hotspur (13/1) dan Leicester City (3/2). Tipikal gol vital itu setipe. Pogba memberikan umpan daerah, Rashford adu sprint, kemudian memungkasinya dengan tendangan kaki kanan mendatar ke gawang lawan.
“Marcus (Rashford) akan menjadi pemain papan atas dan saya menyukai bekerja sama dengannya. Saya yakin PSG akan menaruh perhatian pada Marcus seperti yang kami lakukan kepada Mbappe,” kata Solskjaer kepada Goal.
Salah satu yang membuat Solskajer menaruh ekstra waspada adalah rekor gol Mbappe di ajang Liga Champions ini. Dari 13 gol Mbappe di Liga Champions, sembilan lahir di laga tandang. Kalau dipersentase maka Mbappe lebih tajam sampai 69 persen jika tampil di luar Parc des Princes.
Menurut pelatih 45 tahun itu level kebintangan Mbappe terus menanjak dan bahkan melampaui Neymar juga Edinson Cavani. Tanpa ragu eks pelatih Molde dan Cardiff City itu berkata persaingan Mbappe dan Rashford akan terjadi dalam waktu yang panjang.
“Saya menyaksikan dari hari ke hari keduanya pemain ini. Penyerang seperti mereka tak terlalu sering memegang bola namun mereka punya peran masif di klubnya dalam sepuluh tahun ke depan,” tutur Solskajer.(dra/jpg)