VALENCIA (RIAUPOS.CO) - Apa yang dilakukan Valentino Rossi di Grand Prix MotoGP Valencia, Ahad (8/11) malam telah menjelaskan siapa sejatinya rider Italia tersebut. Start di posisi 26 (paling akhir) karena jadi terpidana kasus Sepang, Rossi bisa melesat hingga finish di posisi keempat.
Namun, usaha luar biasa ini tetap membuat gelar juara dunia lepas dari genggamannya karena dua pembalap Repsol Honda, Marc Marquez dan Dani Pedrosa (terutama Marquez), tak mau mendahului Jorge Lorenzo dan seolah membiarkan rekan setim Rossi di Movistar Yamaha tersebut melenggang. Padahal jika saja Pedrosa dan Marquez "mau" (karena sebetulnya bisa) mendahului Lorenzo, maka Rossi yang menjadi juara dunia tahun ini. Jika Lorenzo berada di posisi ketiga dan Rossi keempat, maka poin Rossi masih lebih unggul dari Lorenzo. Konspirasi Spanyol, kata Rossi, terlihat di Valencia.
Namun, mengapa Marquez yang biasanya tampil agresif terlihat adem-ayem di belakang Lorenzo? Apakah dia memang membiarkan rekan senegaranya itu untuk menjadi juara dunia?
Apalagi, di sesi warm up 1, Marquez di depan Lorenzo. Kok di balapan sebenarnya biasa-biasa saja?
Marquez menolak anggapan itu. Dirilis Motorsport, pembalap 22 tahun itu mengaku ingin menyalip Lorenzo. Namun karena terjadi kontak dengan Pedrosa, upayanya gagal.
“Di awal balapan, Jorge langsung ngotot. Saya balapan melebihi batas. Sedangkan Pedrosa tidak terlalu ngotot untuk menjaga ban,” kata Marquez.
“Saya bersiap untuk menyerang di dua putaran terakhir. Saya ingin menyalip Lorenzo. Seperti yang saya lakukan di Indianapolis. Tapi, Dani mendahuluiku, dia melebar dan kami kehilangan waktu,” paparnya.
“Saya kemudian berusaha mengejar Jorge. Saya ingin mengambilnya di tikungan terakhir di jalur dalam, tapi saya melihat terlalu banyak risiko,” katanya. (jon)
Sumber: JPNN/Motorsport
Editor: Hary B Koriun