LONDON (RIAUPOS.CO) – Pep Guardiola dengan bangga menyebut dirinya sebagai pelatih genius setelah kemenangan 1-0 Manchester City atas Chelsea di Stamford Bridge, Jumat (6/1/2023) dini hari WIB. Pep lebih adaptif dengan permainan ketimbang pelatih Chelsea yang sedang dalam tekanan, Graham Potter.
Pep secara mengejutkan memainkan skema 3-2-4-1 untuk mengecoh lawan. Enam pemain di lini tengah membuat City unggul dalam penguasaan bola ketimbang lima pemain di lini tengah Chelsea. Taktik Pep juga diuntungkan dengan cederanya dua pemain di lini serang Chelsea di awal pertandingan. Raheem Sterling pada menit kelima dan Christian Pulisic 17 menit berselang.
Di babak kedua, ketika City bisa memecah kebuntuan lewat gol Riyad Mahrez pada menit ke-63, Potter malah merespons dengan tiga pergantian yang aneh.
Yakni, memasukkan trio pemain muda. Connor Gallagher (22 tahun) tentu tidak asing karena masuk skuad Inggris ke Piala Dunia 2022. Namun, Lewis Hall (18 tahun) dan Omari Hutchinson (19 tahun) jelas nama yang tidak familier.
’’Semua pelatih tentu akan melakukan pergantian saat butuh meningkatkan performa tim. Terkadang malah tidak bagus, tetapi pemain penggantiku bermain bagus (Mahrez malah mencetak gol kemenangan, red),’’ kata Pep seperti dilansir The Independent.
Sementara itu, Potter beralasan menurunkan Hall, Hutchinson, maupun Carney Chukwuemeka (pengganti Pulisic) sebagai persiapan laga di Piala FA (9/1). Lagi-lagi lawannya adalah City, tetapi dimainkan di Etihad Stadium.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman