ROMA (RIAUPOS.CO) – Paris Saint-Germain (PSG) harus menelan pil pahit pada saat melakoni leg kedua babak semifinal Liga Champions musim 2020-2021. Menghadapi Manchester City, skuad Les Parisiens menelan kekalahan 0-2 dari lawannya.
Dalam pertandingan yang dimainkan di Etihad Stadium, Rabu (5/5/2021) dini hari tadi WIB, PSG memang tampil kurang begitu menjanjikan sejak menit awal. Bahkan ketika laga baru berjalan 11 menit, PSG sudah tertinggal dari City via gol Riyad Mahrez.
Tersentak oleh gol tersebut membuat PSG pun coba meningkatkan tekanan mereka demi bisa menyamakan kedudukan. Terlebih, PSG sendiri mengincar tiga gol untuk bisa memastikan diri lolos ke final Liga Champions 2020-2021.
Akan tetapi sejumlah peluang yang didapatkan PSG untuk bisa menyamakan kedudukan masih gagal menjadi gol, karena penyelesaian akhir yang buruk. Kedudukan 1-0 untuk keunggulan City atas PSG pun menghiasi papan skor babak pertama laga ini.
Pada babak kedua, City memang mendapatkan tekanan bertubi-tubi dari PSG. Akan tetapi lini pertahanan The Citizen masih berhasil membendung segala macam upaya yang dilakukan oleh skuad asuhan Mauricio Pochettino tersebut.
Bahkan pada menit ke-63, City justru berhasil memperbesar keunggulan mereka jadi 2-0 melalui brace Mahrez. Skor 2-0 untuk kemenangan City atas PSG sendiri mampu bertahan hingga pertandingan ini berakhir.
Seusai pertandingan, mantan pelatih Real Madrid, Fabio Capello, lantas coba memberikan analisanya. Capello mengaku sangat gregetan dengan performa Neymar yang dinilainya tidak memiliki jiwa pemimpin.
“Saya berharap dia (Neymar, red) bisa melakukan sesuatu. Saya berharap dia bisa lebih tegas dan teguh. Dia melakukan terlalu banyak dribel yang tidak berguna,” jelas Capello, sebagaimana dilaporkan oleh Eurosport, Rabu (5/5/2021).
“Saya melihat bahwa dia sama sekali tidak bertindak sebagai pemimpin. Seorang pemimpin memimpin tim menuju hasil. Dia terlalu banyak bicara omong kosong,” ejek senior Italia yang memilih pensiun klub Liga Cina, Jiangsu Suning, tersebut.
Sumber: Eurosport/News/Daily Mail
Editor: Hary B Koriun