PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Meski gagal meraih medali emas di Kejurnas Sepaktakraw 2022 yang dimainkan di Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), 27-30 November 2022, namun Riau tetap diperhitungkan dalam peta sepaktakraw Indonesia. Dalam Kejurnas tersebut Riau berhasil meraih satu perak dari beregu putri dan perunggu dari dobel event putra.
Ketua PSTI Riau Rudianto Manurung SH MH CLA, mengapresiasi hasil tersebut. Dijelaskannya, hasil tersebut memang tidak maksimal karena tak berhasil meraih prestasi tertinggi, namun Riau tetap berada di posisi yang diperhitungkan karena masuk jajaran provinsi yang berhasil meraih medali.
"Memang kami tidak berhasil meraih emas, tetapi perak dan perunggu itu juga didapat dari hasil kerja keras para pemain. Perak dan perunggu adalah medali yang hanya setingkat di bawah emas, dan itu menunjukkan bahwa sepaktakraw Riau masih berada pada posisi yang diperhitungkan secara nasional," ujar Rudi kepada Riaupos.co di Pekanbaru.
Rudi yang didampingi Sekum PSTI Riau, Amrizal Amir, menjelaskan, jarak antara tiga kejuaraan yang diikuti oleh pemain Riau sangat mepet. Sebelum tampil di Kejurnas Kaltara, para pemain Riau tenaganya sudah diperas membela kabupaten/kota masing-masing dalam Porprov Riau 2022 di Kuantan Singingi (Kuansing).
Kemudian, belum selesai semua nomor di Porprov, sebagian pemain harus memeras keringat lagi di Pekan Olahraga Nasional (Pomnas) di Padang. Di Pomnas ini Riau berhasil meraih satu emas, satu perak, dan satu perunggu.
"Baru pulang sehari dari Pomnas, para pemain harus berangkat ke Tarakan untuk ikut Kejurnas ini. Saya yakin, jika tenaga mereka belum diperas di Porprov dan Pomnas, Riau bisa meraih setidaknya satu emas," jelas Rudi yang diamini Amrizal.
Di Kejurnas Kaltara ini, hampir semua provinsi kuat peraih emas di PON Papua 2021 ikut ambil bagian, seperti Sulawesi Selatan (Sulsel), Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), maupun Gorontalo, dan DKI Jakarta. Hanya Jawa Barat (Jabar) --tim kuat di bagian putri-- yang tidak turun di Kejurnas Kaltara ini.
Rudi dan Amrizal berharap Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) PSTI Riau dan tim pelatih melakukan evaluasi dan kemudian mematangkan tim untuk turun di Porwil 2023 sebagai persiapan menuju PON 2024 di Aceh-Sumatra Utara. Menurut Rudi, evaluasi ini penting untuk melakukan analisa menyeluruh, baik untuk para pemain Riau sendiri maupun bagaimana kekuatan lawan di PON 2024 nanti dengan melihat penampilan mereka di Kejurnas Kaltara ini.
Di bagian lain, salah seorang pelatih Riau di Kejurnas Kaltara, Nabawi SE menjelaskan, secara permainan para pemain Riau masih bisa bersaing. Di nomor beregu, tim putri berhasil meraih medali perak setelah kalah tipis dari Sulsel. Setelah menang di set pertama di final itu, medali emas sebenarnya sudah berada di telapak tangan dan tinggal menggenggam setelah di set kedua Riau sudah unggul 20-19. Namun ada faktor lain yang membuat Sutini dkk akhirnya gagal.
Kemudian di dobel event putra, Riau berhasil menjadi juara grup setelah mengalahkan Papua, Kalimantan Selatan (Kalsel), Kaltara, dan Bangka Belitung (Babel). Sayangnya, di semifinal harus mengakui keunggulan Jateng 1-2. Angka yang terjadi dalam semifinal ini sangat ketat. Di set pertama Rizanov Kurniawan dkk kalah 18-21. Kemudian di set kedua berhasil membalas dengan unggul 25-23. Di set penentuan, Riau hanya kalah tipis 19-21.
"Mewakili teman-teman pelatih, Bang Supardi Hutabarat dan Amirul, juga seluruh pemain, saya minta maaf karena belum bisa emas untuk Riau. Alhamdulillah kita perak dan perunggu. Terlepas dari hasil ini, Riau masih disegani seperti dulu. Hasil Kejurnas Kaltara ini bisa menjadi bahan evaluasi karena kita sudah tahu kekuatan lawan seperti apa," ungkap Nabawi.
Dalam Kejunas Kaltara ini Sulsel masih superioritas dengan memborong semua medali emas, yakni 4 emas, dari dua nomor yang dipertandingkan putra-putri.
Laporan: Hary B Koriun
Editor: Edwar Yaman