New York (RIAUPOS.CO) -- Kegagalan Naomi Osaka mempertahankan gelar AS Terbuka melanjutkan fenomena unik pada persaingan tenis putri. Para pemain kesulitan memperlihatkan dominasi.
Jika Novak Djokovic, Roger Federer, dan Rafael Nadal bergantian memenangkan Grand Slam, dengan memenangkan 15 dari 17 gelar terakhir, tidak ada pemain putri yang mampu menonjol pada beberapa tahun belakangan.
Khusus AS Terbuka, tersingkirnya Osaka pada edisi 2019 membuat kompetisi ini selalu menghadirkan juara baru dalam empat tahun terakhir. Nama terakhir yang mampu menunjukkan hegemoni di sana adalah Serena Williams ketika berjaya pada 2012-2014.
Selain itu, kegagalan Osaka memastikan munculnya juara Grand Slam berbeda dalam satu musim untuk tiga tahun berturut-turut. Osaka, yang juga memenangkan Australia Terbuka 2019, menyerah 5-7, 4-6 dari Belinda Bencic pada babak keempat, kemarin.
Juara Prancis Terbuka Ashleigh Barty juga tersingkir di putaran sama. Sementara penguasa Wimbledon 2019 Simona Halep tergusur sejak babak kedua.
Nama terakhir yang sukses merebut dua gelar Grand Slam dalam satu tahun adalah Angelique Kerber saat perkasa di Australia Terbuka dan AS Terbuka 2016.
Osaka sebelumnya dipercaya bakal menjadi kekuatan baru di sektor putri usai memenangkan Grand Slam secara beruntun, yakni AS Terbuka 2018 dan Australia Terbuka 2019. Namun kinerjanya setelah itu inkonsisten.
Kekalahan dari Bencic merupakan capaian terbaiknya di Grand Slam sejak kemenangan di Negeri Kangguru awal tahun ini. Petenis berusia 21 tahun ini juga gagal memenangkan turnamen yang diikutinya.
“Saya sedih karena tidak bisa mempertahankan gelar. Namun saya juga merasa sudah belajar banyak dari turnamen ini,” Osaka dilansir AFP.(int/eca)