PALMEIRAS (RIAUPOS.CO) – Gelandang Palmeiras, Bruno Tabata, diskors selama empat bulan oleh CONMEBOL atas dugaan rasisme kepada klub Cerro Porteno.
Tabata mengklaim bahwa sebenarnya dirinya adalah korban dari pelecehan dan klubnya akan melakukan banding atas keputusan tersebut.
CONMEBOL menyebut bahwa pemain Brasil itu telah melakukan perilaku yang tidak sportif atas pertandingan Palmeiras versus Cerro Porteno. Palmeiras telah mengumpulkan bukti-bukti video untuk membela Bruno Tabata dan mereka akan melakukan upaya banding atas hukuman yang diterima pemainnya itu.
"Benar-benar keliru, saya dikecam oleh Cerro Porteno karena membuat isyarat rasis kepada para suporter di pertandingan tandang Libertadores, tindakan yang sama sekali tidak saya lakukan," ucap Tabata dalam sebuah video yang dikirim ke CONMEBOL.
"Apa yang sebenarnya terjadi adalah saya mendengar para penggemar meneriakkan 'monos' (monyet) kepada para pemain yang berada di lapangan, dekat tribun utara. Kami tidak mengerti apa yang terjadi dan kami tidak berbicara bahasa Spanyol," sambungnya.
"Saat kami mengerti, saya bertanya kepada mereka kembali, apakah mereka menyebut kami monyet? Saya mengecam rasisme yang dilakukan oleh fans mereka, karena mereka yang seharusnya bertanggungjawab, bukan kami," ungkapnya.
Dalam sebuah postingan video yang diunggah oleh media lokal Globo Ge, seorang penggemar Porteno merekam dirinya ketika menyebut pemain Palmeiras ‘monyet’ serta meneriakkan hinaan lainnya.
CONMEBOL akhirnya mendenda klub Cerro Porteno sebesar USD 100.000 (Rp1,5 miliar) dan memerintahkan penutupan sebagian stadion tribun utara dengan spanduk yang bertuliskan ‘Basta de racismo’ (hentikan rasisme).
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman