NYON (RIAUPOS.CO) - Bundesliga Jerman menjadi sorotan tajam pekan ini. Selain menjadi satu-satunya liga profesional negara besar di Eropa yang hingga kini sudah menggelar kompetisi setelah terhenti akibat pandemi corona (Covid-19), Bundesliga mengundang perhatian lebih karena ada beberapa pemainnya yang melakukan selebarasi sebagai solidaritas kasus rasial di Amerika Serikat (AS).
Kondisi itu membuat Presiden FIFA, Gianni Infantino, melarang Bundesliga menghukum empat pemain yang memberi dukungan untuk mendiang George Floyd pada pertandingan Liga Jerman akhir pekan lalu.
Kematian pria kulit hitam George Floyd di Minneapolis, Minnesota, mendapat respons luar biasa di luar AS. Pada pekan ke-29 Bundesliga, ada empat pemain muda yang ikut protes terhadap kematian Floyd.
Winger Borussia Dortmund Jadon Sancho, bek kanan Dortmund Achraf Hakimi, striker Borussia Monchengladbach Marcus Thuram, dan gelandang asal AS milik Schalke 04, Weston McKennie, memberi dukungan untuk Floyd.
Berdasarkan Law of The Game FIFA, setiap pemain dilarang mengungkapkan semboyan, pernyataan dan gambar politik, agama, atau pernyataan pribadi apapun dalam peralatan pertandingan. Namun, Infantino memastikan keempat pemain Bundesliga itu tidak akan mendapat hukuman.
"Untuk menghindari keraguan, dalam kompetisi FIFA, demonstrasi pemain baru-baru ini di pertandingan Bundesliga akan mendapat tepuk tangan dan bukan hukuman," ujar Infantino dikutip dari AP.
Dalam pernyataan resmi yang dikirim FIFA ke-211 negara anggota, Infantino juga meminta para anggota untuk menerapkan, "akal sehat dan mempertimbangkan konteks seputar peristiwa (kematian George Floyd, red) tersebut."
Konfederasi Sepakbola Eropa (UEFA) juga tidak akan menghukum pemain yang memberi dukungan terkait kematian George Floyd.
"Sepakbola adalah olahraga yang mendorong toleransi, inklusi, dan keadilan. Nilai-nilai sama dianut mereka yang menunjukkan solidaritas kepada George Floyd," ujar Presiden UEFA Aleksander Ceferin.
"Jika pemain di kompetisi kami menampilkan pesan atau bertindak secara simbolis meminta kesetaraan hidup manusia, tindakan tersebut harus dianggap sejalan dengan sikap UEFA yang tidak menoleransi aksi rasialisme," sambung Ceferin.
Sumber: Soccerway/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun