JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pasangan bulutangkis ganda putri Greysia Polii dan Apriyani Rahayu (Greysia/Apriyani) telah mencetak sejarah bagi Indonesia dengan keberhasilan merebut emas bulu tangkis nomor ganda putri Olimpiade Tokyo 2020.
Ini pertama kalinya ganda putri Indonesia mampu merebut emas Olimpiade. Greysia/Apriyani menorehkan sejarah itu dengan mengalahkan ganda putri Cina, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, dengan skor 21-19, 21-15 dalam pertandingan Senin (2/8/2021).
Perjuangan keduanya dalam mengukir sejarah baru tak lepas dari peran Eng Hian (44), sebagai pelatih. Sebelum Olimpiade, pelatih yang akrab disapa Didi ini yakin anak didikannya itu bisa lolos perempatfinal. Ternyata kini, target itu berhasil jauh terlewati.
Dukungan Eng Hian pada keduanya bukan sebatas di tengah lapangan. Di luar lapangan, pelatih ini juga kerap meminta dukungan penggemar untuk Greysia dan Apriyani, tanpa terjebak euforia berlebihan. Ia khawatir hal itu akan terlalu membebani sehingga anak binaannya itu sulit bermain all out.
Yang juga layak diapresiasi, Eng Hian mendampingi Greysia Polii dan Apriyani berlaga di Tokyo hanya hampir dua bulan sejak ayahnya meninggal dunia
Didi bukan wajah baru bagi Greysia Polii. Dia pernah mengantarkan Greysia meraih medali emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Saat itu, Greysia berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari.
Urusan pengalaman di lapangan badminton, nama Eng Hian juga sudah familiar. Pria kelahiran 17 Mei 1977 ini adalah mantan pemain bulutangkis yang memiliki prestasi. Pria asal Solo ini antara lain merebut perunggu Olimpiade 2004 Athena (Yunani) di saat berpasangan dengan Flandy Limpele.
Antara 2001 dan 2003, dia dan Flandy sempat pindah untuk bermain di Inggris. Eng Hian dipanggil lagi ke Pelatnas di Cipayung, Jakarta Timur, tapi akhirnya mundur pada 1 Februari 2006.
Sejak Maret 2014, Eng Hian diberikan tugas oleh PBSI sebagai pelatih ganda putri pelatnas Cipayung, termasuk melatih Greysia Polii dan Apriyani. Kini polesannya berbuah emas Olimpiade Tokyo.
Sumber: PBSI/News/Tempo/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun