PER OKTOBER, ADA 6.797 ODHA DI RIAU

Didominasi Akibat Seks Bebas dan Homoseksual

Olahraga | Rabu, 02 Desember 2020 - 19:15 WIB

Didominasi Akibat Seks Bebas dan Homoseksual

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pertumbuhan kasus Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Provinsi Riau jika dilihat grafiknya, terjadi penurunan selama lebih dua dekade terakhir.

Tercatat dari 1997 hingga Oktober 2020, ada 6.797 warga Riau yang terinfeksi penyakit yang belum ada obatnya ini. Dari jumlah tersebut, 2.240 di antaranya diakibatkan karena seks bebas dengan lawan jenis dan 653 lainnya dikarenakan homoseksual.


Informasi ini berdasarkan data yang dirangkum Riau Pos dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau tepat di Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember, atau Selasa (1/12) kemarin. Jumlah pengidap HIV tertinggi di Riau, adalah di Kota Pekanbaru yang merupakan ibu kota Provinsi Riau. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya sudah mencapai empat ribu lebih.

"Berdasarkan jenis kelamin, itu terbanyak laki-laki," ungkap Mimi Yuliani Nazir kepada Riau Pos, kemarin siang.

Dijelaskan Mimi, data kasus HIV berdasarkan jenis kelamin, dari total 6.797 orang tersebut, laki-laki mencapai 66 persen dan sisanya perempuan 34 persen. Kemudian juga dipaparkan mengenai kelompok usia, yang cukup mengejutkan, ada anak usia kurang 4 tahun yang terinfeksi dengan persentase 3 persen. Berurutan berdasarkan informasi dari Diskes Provinsi Riau, terkait persentase usia ini ada umur 5-14 tahun berjumlah 1 persen, 15-19 tahun 2 persen, 20-29 tahun 13 persen, di atas 50 tahun 6 persen dan dominan yang tertinggi 25-49 tahun sejumlah 75 persen.

Akibat tingginya jumlah tertular dari usia produksi serta didominasi akibat hubungan seks bebas dan homoseksual. Disinggung perihal penanganan yang dilakukan pemerintah, menurut Mimi sekarang fokus penanganan pada TOP. Artinya temukan, obati dan pertahankan.

"Diawali dengan deteksi dini dengan tes HIV sukarela dan tes HIV atas inisiasi petugas kesehatan. Ini cara awal menemukannya," ungkap Mimi.

Kemudian mengobati, menurutnya, Diskes di Riau terus meningkatkan akses pengobatan pada layanan perawatan dukungan pengobatan (PDP).

"Itu di 12 kabupaten/kota. Dan terakhir TOP ini, pertahankan. Yakni dengan melakukan konseling kepatuhan pengobatan dan tes viral load pada ODHA untuk memonitor supresi virus HIV dalam darah," bebernya.

Total jumlah kasus HIV di Provinsi Riau ini, menurutnya, berdasarkan data yang dirangkum sejak 1997, hingga Oktober 2020 ini tercatat sudah 6.797 warga terinfeksi. Mereka berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan. Menurut Mimi pula, didominasi dari ibu rumah tangga, wiraswasta, dan instansi.

Kadiskes pada momentum Hari AIDS Sedunia ini mengimbau kepada seluruh pihak, agar lebih peduli. Diawali dengan menghindari perilaku berisiko, seperti hubungan seksual berisiko atau menggunakan narkoba jarum suntik. Kemudian bila sudah melakukan perilaku berisiko tersebut, diingatkan agar segera melakukan tes HIV.

Bagaimana jika hasil tes positif dan langkah selanjutnya? "Bila tes HIV negatif, lakukan perilaku aman untuk mencegah tertular HIV. Bila tes HIV positif, jalani hubungan seksual yang aman, menggunakan kondom, serta menghindari penggunaan jarum suntik bergantian adalah pilihan terbaik," pesannya.

Kemudian juga dengan konsultasi dan berobat rutin diharapkan kepedulian akan ancaman HIV ini dapat ditekan terus di Bumi Lancang Kuning bagi yang terinfeksi.

"Minum obat ARV sesuai dengan petunjuk dokter agar hidup tetap produktif," pungkasnya.(egp)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook