Atlet yang Disebut Tak Perawan Berharap Bisa Bertemu Gubernur Khofifah

Olahraga | Minggu, 01 Desember 2019 - 13:25 WIB

Atlet yang Disebut Tak Perawan Berharap Bisa Bertemu Gubernur Khofifah

SURABAYA (RIAUPOS.CO) - ''Sehari-hari dia dikenal sebagai sosok yang ceria. Tapi, itu tidak terlihat kemarin. ”Dia lebih banyak diam. Katanya pusing kepalanya karena dapat tekanan psikologis,” ujar AK, ibunda Sh, atlet senam yang dicoret dari skuad SEA Games 2019 dengan alasan yang membuat marah Sh dan keluarganya: dituding tidak perawan.

Padahal, seperti dilansir Jawa Pos Radar Kediri, kemarin pagi Sh masih mau melayani wawancara dengan media. Tapi selanjutnya tak bersedia lagi. Pihak keluarga meminta media mengontak kuasa hukum Sh, Imam Muklas.


Indra Sibarani, pelatih pelatnas artistik putra sekaligus pelatih kepala senam Jawa Timur, membantah kabar bahwa Sh dicoret karena tidak perawan (Jawa Pos, 30/11). Pencoretan itu, kata Indra, dilakukan murni karena prestasi Sh melorot drastis dalam kualifikasi PON pada 1–4 November lalu.

Dengan status atlet SEA Games, lanjut Indra, Sh seharusnya bisa menjadi juara di nomor balance beam dan floor yang diikutinya. Namun, kenyataannya Sh malah terhenti di peringkat ke-13 dan 7. Sangat mengecewakan pihak pelatih.

Tapi, versi AK, ibunda Sh, pada 13 November lalu, dirinya menerima telepon dari salah seorang pelatih (Jawa Pos, 30/11). Sang pelatih menyebut Sh sering pulang malam karena pacaran dan selaput daranya sudah sobek.

Untuk membuktikannya, AK membawa Sh ke Surabaya pada 18 November. Tujuannya melakukan tes keperawanan. Sayang, banyak rumah sakit (RS) yang menolak. Karena itulah, sang ibu meminta izin agar tes dilakukan di RS di Kediri. ”Saat itu pelatih mengizinkannya. Bahkan, sebelum itu, dia (Sh) diminta untuk berlatih kembali,” katanya.

Tes keperawanan dilakukan di RS Bhayangkara Kediri pada 20 November. Hasilnya, selaput dara pelajar kelas XII tersebut masih utuh. Itu berarti tuduhan pelatih soal keperawanan tidak benar. ”Hasilnya saya sampaikan ke pelatih,” ungkap AK.

Namun, usaha tersebut sia-sia. Sebab, menurut AK, jajaran pelatih meminta tes keperawanan dilakukan di RS Petrokimia Gresik. ”Saya menolak, kasihan anak saya. Merasakan sakit,” tegasnya.

Yang jelas, ungkap Imam Muklas, akibat kasus tersebut, kondisi psikis Sh sangat tertekan. Dia kini memilih berada di rumahnya di Kota Kediri setelah dijemput dari tempat kosnya di Gresik.

Imam menambahkan, ada sejumlah pertimbangan kenapa harus memulangkan atlet 17 tahun itu. Salah satunya masalah keamanan. Selain itu, kondisi psikologisnya yang masih terguncang sangat mengganggu kegiatan belajarnya di sekolah.

Untuk langkah selanjutnya, pihaknya berupaya mengajukan pengaduan ke Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Rencananya, Senin (2/12) besok surat pengaduan dilayangkan ke Surabaya. ”Kami harap kami bisa bertemu (gubernur). Meskipun sebenarnya gubernur sudah memberikan pernyataan di media,” kata Imam.

Menurut AK, anaknya kini tak mau berlatih. ”Bahkan katanya dia tak mau lagi jadi atlet,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua KONI Kota Kediri Maria Karangora mengatakan, selain siap melakukan pembinaan, pihaknya berupaya menjembatani agar Sh bisa bertemu dengan Wali Kota Abdullah Abu Bakar. ”Kalau waktunya sudah pas, kami akan pertemukan dengan wali kota. Karena Pak Wali sendiri juga ingin bertemu langsung,” jelasnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook