TOKYO (RIAUPOS.CO) - Usai memastikan lolos ke final Olimpiade Tokyo 2020, atlet bulutangkis Indonesia, Apriyani Rahayu, mengaku pernah berusaha keras mencegah pasangannya, Greysia Polii, yang berniat pensiun di 2016 lalu.
Sepanjang kariernya, Greysia dua kali sempat berpikir pensiun. Pertama, usai skandal di Olimpiade London 2012 saat berpasangan bersama Meiliana Jauhari. Bersama beberapa pemain Cina dan Korea Selatan, mereka dianggap mengatur pertandingan untuk menentukan siapa yang lolos ke babak knock out.
Kedua, usai gagal membawa pulang medali dari Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro. Ketika itu, pasangannya, Nitya Krishinda Maheswari mengalami cedera bahu serius sampai harus naik meja operasi.
Merasa kehilangan Nitya yang memutuskan pensiun usai operasi, Greysia sempat berpikir untuk ikut pensiun. Namun, keinginannya itu sempat dilarang sang pelatih, Eng Hian, yang meyakinkannya untuk tetap bermain sambil membantu para pemain muda.
Sampai pada akhirnya Mei 2017 Greysia resmi dipasangkan dengan Apriyani. Keduanya punya rentang usia yang cukup jauh, yakni 10 tahun. Greysia kini berusia 33, sedangkan Apriyani berusia 23 tahun.
"Saya sempat bilang untuk jangan berhenti dulu, bermainlah dengan saya. Dari situ saya diyakinkan melalui motivasinya, kerja kerasnya setiap hari, ketabahannya, dan keinginannya untuk menjadi juara," kata Apriyani dilansir situs resmi BWF.
Usaha Apriyani, pemain kelahiran Lawulo, Sulawesi Tenggara tersebut untuk mencegah Greysia agar tidak pensiun ternyata membuahkan hasil. Empat tahun berpasangan, kini keduanya berpeluang membawa pulang medali emas dari Olimpiade Tokyo 2020.
"Saya masih belum percaya (masuk final, red). Sebelum berangkat saya sempat bilang, saya tidak pernah berpikir main di Olimpiade secepat ini tapi tiba-tiba sekarang saya ada di final," ujar Apri.
"Saya mengucapkan terima kasih untuk Kak Ge (Greysia Polii, red) yang sudah membawa saya sejauh ini," imbuhnya.
Pasangan peringkat enam dunia itu akan berhadapan dengan wakil Cina yang berstatus peringkat ketiga dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, Senin (2/8/2021).
Kini, medali perak sudah berada di tangan sebagai hasil minimal, namun Apri tetap menginginkan merebut medali emas di final.
"Saya belum ingin puas dulu, kami masih harus bermain untuk emas," tegas Apri.
Sumber: BWF/PBSI/Tempo/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun