WABAH CORONA

Pulau Galang, Dulu Pusat Pengungsi, Kini Calon Tempat Observasi Corona

Nasional | Jumat, 06 Maret 2020 - 21:15 WIB

Pulau Galang, Dulu Pusat Pengungsi, Kini Calon Tempat Observasi Corona
SEGERA DIRENOVASI: Gedung bekas rumah sakit di Kamp Vietnam, Pulau Galang, Batam. Gedung akan digunakan rumah sakit rujukan pasien terinfeksi virus korona. (DALIL HARAHAP/BATAM POS)

Menurut Panglima TNI Hadi Tjahjanto, pemerintah membangun atau merenovasi rumah sakit tersebut untuk menjamin kesehatan masyarakat secara umum. "Jaminan keamanan masyarakat sekitar tentu sudah diperhitungkan secara matang. Ini rumah sakit kedua setelah Natuna dan dipastikan aman untuk lingkungan sekitar," tutur Hadi.

Di Natuna, yang seperti Batam juga berada di Provinsi Kepulauan Riau, saat ratusan WNI (warga negara Indonesia) dievakuasi dari Wuhan pada awal bulan lalu, warga setempat juga menolak. Bahkan, kampung terdekat dengan tempat observasi atau karantina waktu itu sempat ditinggal sejumlah penghuninya. Pemicunya sama: kekhawatiran terhadap penularan virus korona.


Selain bekas rumah sakit, juga ada museum yang berisi informasi tentang pengungsi Vietnam dulu. Ada pula monumen. Juga, pemakaman sekitar 500 pengungsi Vietnam yang meninggal di tempat tersebut.

Menurut Hadi, rumah sakit baru atau hasil renovasi di Pulau Galang itu akan dilengkapi 50 ruang isolasi yang sesuai dengan standar kesehatan internasional. "Sesuai aturan kesehatan 2 persen dari seluruh kamar yang ada untuk ruang isolasi," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mendukung langkah pemerintah pusat membangun RS khusus penyakit menular di Batam. Apalagi, Batam merupakan pintu masuk wisatawan mancanegara nomor dua setelah Bali.

"Kalau mau dibangun tentu harus yang standar internasional sekaligus, dengan peralatan dan petugas harus mumpuni. Karena yang dihadapi bukan penyakit biasa. Jika ada korban setidaknya kita sudah ada tempat khusus," ucapmya.

Tapi, jaminan dan dukungan itu belum sepenuhnya menenteramkan semua pihak. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam Rafki Rasyid menyebut, isu itu sensitif untuk investor di Batam. "Bisa saja mereka memutuskan untuk memindahkan investasinya ke daerah lain atau negara lain," katanya.

Karena itu, dia berharap rencana tersebut dievaluasi lagi dengan meminta masukan dari masyarakat dan dunia usaha yang ada di Batam. "Jangan terburu-buru dan terkesan reaktif dan seolah meniru China dengan mendirikan rumah sakit sendiri," katanya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook