DPR SEGERA LAKUKAN FIT AND PROPER TEST

Presiden Pilih Yudo Calon Panglima TNI

Nasional | Selasa, 29 November 2022 - 11:07 WIB

Presiden Pilih Yudo Calon Panglima TNI
Laksamana TNI Yudo Margono (ISTIMEWA)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Teka-teki pengganti Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa terjawab, Senin (28/11). Laksamana TNI Yudo Margono yang saat ini bertugas sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) menjadi pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menduduki posisi teratas di institusi militer Tanah Air.

Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan hal itu saat mengumumkan isi surat presiden (surpres) bersama Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. Surpres berisi nama calon pengganti Jenderal Andika itu diserahkan Pratikno kepada Puan di komplek parlemen, Senayan secara langsung.


”Kami telah menerima surat presiden terkait pergantian Panglima TNI,” terang Puan saat konferensi pers, Senin (28/11). Dia menyatakan, Jenderal Andika akan memasuki usia pensiun sebagai Panglima TNI pada 21 Desember mendatang. Andika kemudian bakal memasuki masa purnatugas dari TNI mulai 1 Januari 2023.

Untuk itulah, Presiden Jokowi mengutus Pratikno menyerahkan surpres yang berisikan nama calon Panglima TNI. “Jadi, surat dari presiden baru saja kami terima,” ungkap Puan.

Dia mengatakan, dalam surpres itu, Laksamana TNI Yudo Margono yang ditunjuk Presiden Jokowi sebagai calon Panglima TNI. Selanjutnya, Yudo akan segera mengikuti mekanisme di DPR. Dewan akan melakukan fit and proper test kepada calon Panglima TNI.

Ketua DPP PDIP itu menyatakan, pihaknya akan menunjuk Komisi I untuk melaksanakan proses pengujian kepatutan dan kelayakan kepada Yudo sebagai calon Panglima TNI. ”DPR RI masih mempunyai cukup waktu untuk melakukan mekanisme yang berlaku,” bebernya.  Terkait alasan penunjukkan Yudo, Puan menegaskan bahwa Presiden Jokowi yang mengetahui alasannya karena penunjukkan Panglima TNI menjadi kewenangan presiden.

Yang jelas dia menilai, penunjukkan itu sudah dilakukan secara matang. Menurutnya, alasan secara umum adalah terkait profesionalitas dan nasionalisme. Puan menyatakan, Yudo jelas memenuhi syarat sebagai panglima TNI. ”Yang pasti, kami akan memproses nama yang diajukan presiden,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Pratikno mengatakan, presiden menyampaikan terimakasih kepada pimpinan DPR yang telah menerima surpres pergantian Panglima TNI dan akan segera memproses pergantian tersebut. Pihaknya berharap, surat dari DPR terkait pergantian Panglima TNI bisa segera diterima Presiden Jokowi. ”Tentu saja sebelum memasuki masa reses DPR,” jelas mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Terkait pertimbangan Jokowi memilih Yudo, Pratikno mengatakan, calon panglima TNI selalu berasal dari kepala staf atau mantan kepala staf yang masih aktif sebagai anggota TNI. Maka, lanjut dia,  yang memenuhi syarat menjadi Panglima TNI ada tiga. Mereka adalah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), KSAL, dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU),. “Dalam hal ini, Pak Presiden memilih calon itu dari KSAL. Itu aja,” ujarnya.

Rotasi antar matra juga menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih Yudo. Sebab, yang sekarang menjadi panglima TNI adalah Jenderal Andika Perkasa dari TNI AD. Sedangkan sebelumnya, Andika sendiri menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto dari TNI AU.

Sebelum mengumumkan surpres dari Presiden Jokowi, Puan bertemu dengan Laksamana Yudo di Dermaga 100, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dia datang ke sana untuk mendapat penyematan Brevet Hiu Kencana dari Yudo. Dalam kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Wakasal Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono, dan Anggota I BPK Adhi Suryadana juga mendapat brevet serupa. Yudo mengajak Puan dan lima pejabat lainnya menyelam menggunakan kapal selam terbaru buatan PT PAL Indonesia dan DSME, KRI Alugoro-405. Kurang lebih satu jam, mereka menyelam bersama di Perairan Jakarta.

Meski acara tersebut berlangsung saat isu pergantian panglima TNI bergulir kencang, tidak tampak raut-raut tegang di antara para petinggi TNI itu. Malahan beberapa kali mereka tampak tertawa bersama-sama. Yudo sebagai pemberi brevet pun menegaskan bahwa tidak sembarang orang mendapat Brevet Hiu Kencana. Penerima brevet tersebut hanya yang berjasa besar terhadap Satuan Kapal Selam.

Menurut dia, Puan, Sigit, Dudung, Fadjar, dan pejabat lain yang mendapat Brevet Hiu Kencana kemarin banyak berjasa terhadap Satuan Kapal Selam. ”Karena atas jasa-jasanya telah ikut memajukan, ikut mengembangkan Angkatan Laut pada umumnya, Satuan Kapal selam pada khususnya,” ungkap dia kemarin.

Penyematan Brevet Hiu Kencana sekaligus menegaskan posisi para pejabat tersebut sebagai bagian dari keluarga besar Satuan Kapal Selam atau warga kehormatan Hiu Kencana. ”Sehingga ikut bertanggung jawab pada pengembangan kekuatan dan kemajuan TNI AL khususnya Satuan Kapal Selam,” tambahnya.

Yudo merupakan perwira tinggi bintang empat di TNI AL yang sudah makan asam garam dalam menjalankan berbagai penugasan. Dia kerap terlibat dalam misi-misi penting ketika bertugas. Mulai operasi SAR korban jatuhnya pesawat Lion Air di Perairan Karawang (2018), operasi pengamanan Laut Natuna Utara (2020), misi kemanusiaan pemulangan WNI dari Wuhan, Cina (2020), penanggulangan Covid-19 (2020 - sekarang), sampai operasi SAR korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air (2021). Dia juga turun langsung ketika KRI Nanggala-402 tenggelam di Perairan Bali. (lum/syn/tyo/lyn/das)

Laporan JPG, Jakarta









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook