Mengenal Sejarah Hari Sumpah Pemuda yang Dirayakan Setiap 28 Oktober

Nasional | Sabtu, 28 Oktober 2023 - 13:39 WIB

Mengenal Sejarah Hari Sumpah Pemuda yang Dirayakan Setiap 28 Oktober
Logo Hari Sumpah Pemuda 2023. (KEMENPORA.)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Setiap tahun, tanggal 28 Oktober dirayakan sebagai Hari Sumpah Pemuda. Tahun ini, 2023, peringatan Hari Sumpah Pemuda memasuki tahun ke-95.

Peristiwa sumpah pemuda dimulai ketika Bangsa Indonesia masih berada di bawah kekuasaan Belanda, di mana rakyat merasakan penindasan di tanah airnya sendiri.


Berbagai macam bentuk perlawanan kedaerahan telah dilakukan oleh rakyat, namun masih gagal untuk membuat Belanda pergi dari tanah air.

Sampai muncul politik etis dari Pemerintah Belanda untuk memberikan pendidikan pada kaum pribumi, guna kepentingan permintaan karyawan berpendidikan.

Politik etis ini pada akhirnya memberikan dampak yang besar, salah satunya kemunculan golongan terpelajar, yang menjadi pelopor nasionalisme.

Golongan pelajar intelektual ini yang berasal dari berbagai daerah kemudian bergerak mendirikan organisasi masing-masing.

Semangat para pemuda ini lalu melahirkan kesadaran akan pentingnya mempersatukan organisasi pemuda di Indonesia.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda kedua berasal dari perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia.

Setelah Kongres Pemuda satu selesai pada 30 April 1926, beberapa pertemuan diadakan untuk membahas lebih lanjut terkait tindak lanjut dari Kongres Pemuda 1.

Setelah dua tahun para pemuda yang dimotori PPPI mengadakan beberapa rapat yang dihadiri perwakilan dari beberapa organisasi pemuda.

Dari rapat tersebut menghasilkan keputusan, bahwa Kongres Pemuda 2 akan dilaksanakan pada Oktober 1928, dengan susunan panitia Soegondo Djojopoespito sebagai ketua, RM Djoko Marsaid sebagai wakil ketua.

Kemudian Muhammad Yamin sebagai sekretaris dan Amir Sjarifoeddin sebagai bendahara. Atas inisiatif PPPI, Kongres Pemuda 2 dilangsungkan pada 27 dan 28 Oktober 1928.

Rapat pertama dilaksanakan 27 Oktober 1928 di gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng, dalam rangka memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

Rapat kedua dilaksanakan pada Ahad, 28 Oktober 1928 di gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan yang menghasilkan keputusan anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan.

Rapat ketiga dilaksanakan pada Ahad, 28 Oktober 1928 di gedung Indonesische Clubgebouw Kramat, yang membahas pentingnya nasionalisme dan demokrasi.

Kemudian Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil Kongres oleh para pemuda yang hadir. Rumusan itu kemudian dikenal sebagai teks Sumpah Setia, sebagai berikut:

Pertama, kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.

Kedua, kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga, kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Sumber: Jawaposs.com
Editor: Rinaldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook