Ketum PB HMI: Mahasiswa Jangan Hanya Demo Satu Dua Kali!

Nasional | Sabtu, 28 September 2019 - 19:10 WIB

Ketum PB HMI: Mahasiswa Jangan Hanya Demo Satu Dua Kali!
Ketum PB HMI R Saddam Al Jihad (dua dari kanan) mendorong demo mahasiswa dilanjutkan. Foto: Mesya/jpnn

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dalam aksi demonstrasi mahasiswa harus jadi pemicu semangat dalam melanjutkan perjuangan. Mahasiswa harus terus bergerak dan turun ke jalan mengawal apa yang jadi substansi dasar perjuangan.

"Mahasiswa jangan hanya demo satu dua kali. Demonya harus berkelanjutan, dengan catatan yang diperjuangkan murni untuk kepentingan rakyat dan bukan karena pesanan," kata Ketum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) R Saddam Al Jihad dalam dialog Trijaya di D'consulate, Sabtu (28/9).


Meski begitu menurut Saddam, gerakan-gerakan mahasiswa harusnya dimulai dengan kajian, kemudian pascaaksi dievaluasi bersama. Evaluasi penting untuk melihat apakah gerakan mahasiswa tetap fokus pada substansinya.

Sejauh ini, kata Saddam, aksi mahasiswa masih on the track. Dia berharap aksi ini tetap tulus dan tidak berubah haluan. Indikatornya dilihat dari tidak berhentinya sikap kritis mahasiswa.

Dia meminta para aktivis mahasiswa untuk terus berjuang terutama memulangkan rekan-rekannya yang masih ditahan aparat. Sebab, pascaaksi sepertinya tidak ada perhatian kepada mahasiswa yang ditahan.

"Ke mana para pengurus BEM, justru HMI yang berjuang memulangkan teman-teman mahasiswa seperti di Cikarang kami bebaskan 50-an orang," tanyanya.

Dia menambahkan, HMI akan membuat kajian nasional yang nantinya dibawa untuk audiensi dengan pemerintah maupun DPR atau bahkan jadi tuntutan aksi. "Jangan setengah-setengah berjuang atau hanya parade aksi. Harus dibangun gerakan simultan," serunya.

Dukungan akan aksi demo lagi juga disampaikan Irfan Aulia. Pakar psikolog politik. Menurut dia, kerja mahasiswa ya demo untuk menyuarakan aspirasi rakyat.

Kalau mahasiswa hanya maunya belajar lebih baik kuliah sampai doktoral kemudian jadi dosen atau peneliti. Atau kalau mahasiswanya hanya senang cari panggung lebih fokus jadi anggota DPR RI.

"Dosen dan peneliti itu kerjanya di kampus. Yang suka cuap-cuap ya jadi politikus. Kalau mahasiswa ya kerjanya turun ke jalan sebagai pembawa aspirasi rakyat," sergahnya. (esy/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook