MANAJEMEN BARU

Atasi Masalah, Garuda Cari Utang Baru

Nasional | Minggu, 26 Januari 2020 - 11:30 WIB

Atasi Masalah, Garuda Cari Utang Baru
Irfan Setiaputra

(RIAUPOS.CO) -- Perubahan di tubuh manajemen PT Garuda Indonesia Tbk diharapkan mampu membawa dampak positif. Komisaris utama dan direktur utama baru, yakni Triawan Munaf dan Irfan Setiaputra, diminta membenahi segala aspek dalam maskapai pelat merah tersebut. Selain memantapkan langkah untuk meningkatkan kinerja finansial dan profit, dua sosok baru itu satu suara mengenai fokus mereka memperbaiki citra dan integritas.

”Pak Erick (menteri BUMN) clear mengatakan, tolong bereskan yang bermasalah, teruskan yang baik. Kembalikan Garuda Indonesia menjadi kebanggaan kita bersama. Ini kualitatif, tapi sangat menantang,” ujar Irfan saat konferensi pers di kantor Kementerian BUMN.


Salah satu langkah yang akan dilakukan komisaris dan direksi Garuda dalam memperbaiki citra, membuat pakta integritas yang berisi larangan penyalahgunaan wewenang. ”Bertahap akan kami sepakati awal minggu depan. Hal yang paling penting, kami (komisaris dan direksi) harus memberi contoh,” kata Irfan.

Disinggung mengenai utang Garuda Indonesia yang menggunung, Irfan mengaku bahwa pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk menyelesaikannya. Salah satunya, melakukan negosiasi dalam mencari utang baru. ’’Ada beberapa alternatif yang akan diambil. Kami akan lakukan upaya untuk mencari utang baru. Ini memang cycle, sudah umum dalam industri maskapai untuk berutang. Karena tidak memungkinkan, misalnya membeli armada baru secara cash, mending dananya untuk yang lain,’’ jelasnya.

Penguatan laba perusahaan juga disebut akan menjadi bagian untuk mengurangi utang. Cara yang ditempuh adalah melakukan negosiasi terhadap lessor dan manufacturing. Sebab, struktur biaya besar ada di avtur dan leasing. ”Kami selalu mengupayakan pengurangan utang tersebut dengan cara membuat perusahaan ini profitable. Sebab, kalau perusahaan ini tidak profit, utang akan meningkat,’’ tuturnya.

Garuda juga tak menutup kemungkinan menggunakan jasa negosiator atau pihak ketiga demi mendapatkan harga-harga terbaik dari lessor dan manufacturing. ”Kalau bisa tekan biaya leasing, kami bisa profit. Tapi, saya akan beri jaminan bahwa itu tidak akan berdampak pada komitmen safety,” ucapnya.

Triawan Munaf juga menyebutkan bahwa pihaknya akan terbuka menerima masukan-masukan publik, khususnya di dunia maya, meski tak semua pengaduan atau informasi yang beredar di media sosial benar. ”Ada yang benar. Ada yang dibuat-buat. Tapi, itu semua tetap harus dicerna oleh direksi,” ujarnya.

Dia menegaskan bahwa yang menjadi key performance indicators (KPI) direksi adalah KPI komisaris. Komisaris akan selalu mengawasi kebijakan-kebijakan yang diambil direksi supaya tetap sejalan dengan visi-misi perusahaan.(agf/c20/jrr)

Laporan JPG, Jakarta

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook