(RIAUPOS.CO) - Kebakaran melanda gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) RI di Jalan Sultan Hasanudin Dalam Nomor 1, Kelurahan Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (22/8) malam. Meski demikan, semua berkas perkara dan tahanan dipastikan selamat. Hal ini diungkapkan Jaksa Agung ST Burhanuddin.
“Berkas perkara aman. Ini ruang SDM saja. Jadi berkas perkara aman dan ruang tahanan ada di belakang,” kata Burhanuddin di lokasi, Jakarta Selatan, Sabtu (22/8).
Kendati demikian, belum ada rencana pemindahan tahanan dari sel. “Kalau asap sampai ke tahanan nanti kami evakuasi,” jelas Burhanuddin.
Burhanuddin yang melihat langsung proses pemadaman menyatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki penyebab kebakaran bersama pihak yang berwenang. Sementara itu, pihak kepolisian akan menerjunkan tim labfor untuk menyelidiki penyebab kebakaran.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD juga memastikan berkas perkara aman dan tidak ikut terbakar. Menurut Mafud, gedung Kejaksaan Agung yang terbakar berbeda dengan tempat penyimpanan berkas perkara yang ditangani korps Adhyaksa tersebut.
”Saya sudah bicara dengan Jaksa Agung dan Jaksa Agung Muda berkas perkara aman tidak ada yang hilang. Karena berkas perkara ada di gedung bundar,” ujar Mahfud MD dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi, Sabtu (22/8).
Mahfud mengatakan, data-data di Kejaksaan Agung juga aman. Hal itu karena data-data tersebut telah di-backup. “Sekarang era IT kalau data digitalnya pasti ada. Jadi masyarakat bersabar, beri kesempatan ini agar kita kawal semua berjalan baik,” beber Mahfud MD.
Terkait ruang kerja Jaksa Pinangki Sirna Malasari yang ikut terbakar, Mahfud menegaskan tidak berpengaruh ke kasus yang tengah menjeratnya. “Ini kan tidak bisa kebakaran di Kejaksaan Agung lalu kasusnya hilang. Kan tidak,” tegasnya.
Mahfud juga mengaku kaget dengan terbakarnya gedung Kejaksaan Agung tersebut. “Saya juga kaget bisa sampai sebesar ini (kebakaran, red),” ujar Mahfud.
Api terlihat muncul dari arah samping gedung. Dalam video yang beredar, api berasal dari samping kiri gedung. Kobarannya terlihat cukup besar. Sejumlah pengendara yang melintas terlihat banyak berhenti menyaksikan kebakaran tersebut. “Terima berita kebakaran pukul 19.10 WIB,” kata Kasi Ops Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan, Sugeng dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/8).
Api melahap gedung utama yang salah satunya menjadi tempat kerja Jaksa Agung ST Burhanuddin berkantor. Api cepat membesar dan merembet ke lantai-lantai di bawahnya. Juga sempat terdengar sejumlah ledakan kecil. Puluhan mobil pemadam kebakaran beserta ratusan petugas dikerahkan untuk menjinakkan api.
Polda Metro Jaya menyelidiki penyebab kebakaran setelah proses pemadaman api selesai. “Sampai saat ini apa penyebabnya kami masih akan menunggu. Kami akan lakukan penyelidikan,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana, Sabtu (22/8).
Berdasarkan informasi dari anggota di lokasi kejadian, Nana menyebutkan titik api pertama kali ditemukan di lantai enam Gedung Kejagung. Kemudian api merembet hingga lantai satu di sayap kanan Gedung Kejagung. Saat ini, pihaknya berfokus mengevakuasi tahanan, serta barang-barang dari gedung yang bisa diselamatkan. “Jangan sampai yang tidak terbakar ikut terbakar barang-barangnya, hal-hal yang penting kami upayakan untuk evakuasi,” ujar Nana.
Di lokasi kejadian tampak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies mengaku mendapatkan laporan kebakaran di Gedung Korps Adhyaksa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tersebut terjadi sekira pukul 19.10 WIB. Sehingga petugas pemadam kebakaran langsung menuju ke Gedung Kejagung untuk melakukan pemadaman api.
“Kemudian tiga mobil pertama tiba dilokasi pukul 19.15 WIB. Kemudian proses pemadaman dikerjakan lebih dari 40 unit (mobil pemadam kebakaran, red) dikirimkan untuk memadamkan. Ada 230 tenaga pemadam kebakaran,” ujar Anies di lokasi, Sabtu malam (22/8).
Di sisi lain, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan kebakaran yang melanda Kantor Kejaksaan Agung di Jakarta Selatan, Sabtu (22/8), menjadi pembelajaran agar seluruh gedung dan perkantoran agar memiliki sistem peringatan dini kebakaran.
“Memang Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, semua unit gedung pemerintahan, perkantoran dan dunia usaha, semuanya harus memastikan memiliki alat early warning system,” kata Riza.
Tidak hanya sistem peringatan dini, lanjut Riza, agar penanggulangan pemadam kebakaran dapat dilakukan cepat, setiap gedung perkantoran pemerintah maupun swasta juga harus memiliki peralatan pemadam kebakaran yang memadai.
Ketersediaan sarana dan prasarana tersebut menjadi langkah awal untuk mencegah meluasnya kebakaran sebelum petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi. “Juga harus dipastikan seluruh pelaksanaan pencegahan bisa dipastikan berlangsung secara baik, apalagi ini terjadi malam hari, tidak ada orang di lokasi kecuali petugas keamanan,” ujarnya.
Menurut Riza, langkah-langkah pencegahan kebakaran membutuhkan waktu yang cepat dan tepat. Oleh karena itu, pihaknya akan menginventarisi seluruh gedung di DKI Jakarta apakah sudah melaksanakan ketentuan untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran.
“Nanti ke depan kami akan inventarisir seluruh gedung di wilayah DKI jakarta untuk kita pastikan seluruh gedung melaksanakan ketentuan yang diatur Pemprov DKI Jakarta terkait pengamanan gedung,” ujar Riza.
Sebanyak tujuh lantai Gedung Kejaksaan Agung di Jalan Sultan Hasanudin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan terbakar. Upaya melokalisasi dan pemadaman api melibatkan 43 unit armada pompa pemadam berikut lebih dari 200 personel. (raf/mia/fal/das)
Laporan JPG, Jakarta