(RIAUPOS.CO) - Safari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani ke Amerika Serikat (AS) membuahkan sejumlah minat investasi. Salah satunya, perusahaan kelistrikan ternama Amerika Serikat menyatakan berminat membangun software monitoring center di Indonesia.
Software monitoring center itu akan berfungsi melakukan digitalisasi pembangkit listrik hingga 10 gigawatt (gw). Digital power plant yang akan dibangun membutuhkan banyak engineer dan bakal menjadi salah satu pusat digital center terbesar di luar AS. ’’Ini proyek yang sangat strategis dan sejalan dengan pernyataan Presiden untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian digital di ASEAN,’’ kata Kepala BKPM Franky Sibarani kemarin (21/2).
Menurut dia, investor yang berminat membangun pembangkit listrik digital tersebut telah memiliki entitas perusahaan di Indonesia. Karena itu, komunikasi yang telah dijalin di Amerika Serikat nanti ditindaklanjuti dengan perwakilan di Indonesia. ’’Apalagi, pemerintah telah mencanangkan untuk membangun infrastruktur pembangkit listrik 35 ribu mw,’’ paparnya.
Digitalisasi pembangkit listrik tersebut akan membuat fungsi pembangkit listrik layaknya baterai sehingga lebih efisien dan dapat menghemat triliunan rupiah. Perusahaan itu juga berpengalaman mengerjakan proyek digital wind farm dengan nilai penghematan mencapai 100 juta dolar AS.
Dalam pertemuan, kata Franky, perusahaan AS itu pun menyampaikan beberapa perkembangan bisnis di Indonesia. Termasuk perkembangan kerja sama dengan BUMN kereta api maupun kelistrikan di Indonesia. Investor tersebut juga menyinggung mengenai kerja sama bisnis dengan salah satu maskapai penerbangan nasional. ’’Perusahaan AS itu merakit mesin untuk 147 pesawat milik maskapai penerbangan nasional,’’ ungkap Franky.
Selama kunjungan ke Amerika Serikat, pihaknya juga telah melakukan one-on-one meeting dengan beberapa perusahaan yang berminat menanamkan modal di Indonesia. Pihaknya juga mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan ke markas Facebook. Selain itu, Franky mengikuti minister roundtable meeting di San Francisco.
Dalam lawatan ke AS, Jokowi menargetkan bahwa Indonesia dapat menjadi pusat ekonomi digital pada 2020. Hal itu dilakukan dengan mengoptimalkan aset Indonesia berupa kelas menengah yang terus meningkat, pertumbuhan bisnis e-commerce, serta maraknya bisnis start-up yang terus berkembang.
Sementara itu, AS tergolong negara prioritas pemasaran investasi. Berdasar data BKPM pada 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai 893 juta dolar AS yang terdiri atas 261 proyek dengan didominasi sektor-sektor pertambangan. Dari sisi komitmen, tercatat masuknya komitmen 4,8 miliar dolar AS yang terdiri atas 76 proyek. ’’BKPM akan terus mengawal minat-minat investasi dari AS ini untuk segera direalisasikan,’’ jelas Franky.(ken/c14/noe/kom/JPG)