IBADAH HAJI 2022

Antisipasi Panas Ekstrem, Tenda Jemaah di Arafah Ber-AC Jumbo

Nasional | Selasa, 21 Juni 2022 - 13:30 WIB

Antisipasi Panas Ekstrem, Tenda Jemaah di Arafah Ber-AC Jumbo
PPIH di depan tenda-tenda dengan AC berukuran jumbo. (JAWAPOS.COM)

MAKKAH (RIAUPOS.CO) - Beberapa pekan menjelang pemberangkatan calon jemaah haji Indonesia, pemerintah Indonesia mendapatkan informasi kenaikan biaya masyair atau paket layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Nilainya signifikan. Yakni, SAR 5.656,87 ribu atau setara Rp 21,76 juta per jemaah.

Padahal, awalnya Kementerian Agama mematok biaya layanan masyair hanya sebesar SAR 1.531,02 atau setara Rp5,8 juta per jemaah. Kenaikan itu kemudian tidak dibebankan kepada jemaah. Pemerintah akhirnya memberikan subsidi dengan nilai hampir Rp1,5 triliun.


Lantas, apa perubahan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina dengan kenaikan biaya tersebut?

Berdasar pantauan wartawan Jawa Pos di Makkah, tenda-tenda untuk jemaah telah siap di Arafah dan Mina. Meski, di sejumlah titik tampak belum rapi. Pendingin ruangan atau AC juga sudah tersedia di Arafah.

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arsad Hidayat mengakui adanya peningkatan layanan masyair tersebut. Misalnya, untuk penyediaan AC. ”Di setiap tenda dilengkapi dengan AC yang modern. Bahkan (kapasitas) AC besar. Artinya, memang dipersiapkan betul,” kata Arsad di kantor PPIH Daker Makkah, Senin (20/6) petang.

Hal itu, lanjut dia, akan sangat membantu. Sebab, berdasar perkiraan, saat puncak wukuf di Arafah, suhu bisa mencapai 52 derajat. ”Jadi AC ini sangat penting,” tegasnya.

Kemudian di Mina, lorong-lorong tenda sudah dalam kondisi dikeramik. ”Tenda-tenda yang sebelumnya (lama), sudah ada perbaikan,” terang Arsad.

Untuk konsumsi para jemaah, berdasarkan informasi, ditawarkan dalam bentuk baru, yakni makanaan siap saji. ”Saya kira ini terkait dengan peningkatan pelayanan kepada jemaah,” kata dia.

Arsad menambahkan, tim Misi Haji Indonesia sudah bertemu dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi serta syarikah atau muasasah. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai alur jemaah Indonesia saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. ”Kementerian Haji Saudi merespons cepat dan mereka ingin mencari opini dari Misi Haji maunya bagaimana,” tuturnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook