JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Gempa susulan masih dirasakan masyarakat Lombok dan sekitarnya. Ahad (19/8) dua gempa susulan sempat dirasakan. BMKG melaporkan gempa susulan yang dirasakan terjadi dua kali yakni 5,4 skala richter (SR dan 6,5 SR).
Gempa pertama dengan kekuatan 5,4 SR terjadi pada pusat gempa 25 km timur laut Lombok Timur dengan kedalaman 10 kemarin pukul 10.06 WIB. Kemudian gempa kedua terjadi pada pukul 11.06 WIB dengan kekuatan 6,5 SR dengan episentrum 32 km timur laut Lombok Timur NTB pada kedalaman 10 km.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan analisis awal BMKG menunjukkan gempa bumi kedua berkekuatan 6,5 SR kemudian dimutakhirkan menjadi 6,3. SR. Episenter gempabumi kedua ini terletak pada koordinat 8,24 LS dan 116,66 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 32 km arah timur laut Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 14 km.
“Episenternya tidak jauh dari lokasi gempa besar 7.0 lalu. Jadi kami yakin ini adalah bagian dari gempa susulan (aftershock),” katanya kemarin.
Daryono menjelaskan jika diperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya, maka gempa tersebut merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault),” jelasnya.
Hingga kemarin pukul 12.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 797 aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
“Di antara jumlah itu, 33 gempabumi dirasakan,” ujarnya.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, posko BNPB telah melakukan analisis dan konfirmasi dampak gempa Lombok ke BPBD. Guncangan gempa dirasakan keras selama 4-8 detik dirasakan di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Barat, dan Lombok Tengah. ”Guncangan sedang selama 4-6 detik dirasakan di Kota Mataram, Kota Denpasar, Jembrana, Karangasem, Badung, Gianyar, Bangli, Tabanan, Klungkung, dan Buleleng,” katanya kemarin saat dihubungi Jawa Pos (JPG).
Guncangan paling keras dirasakan di Lombok Timur. Masyarakat di Sembalun Lombok Timur, yang sedang bekerja di kebun dan berkendara motor di jalan, segera berlarian mencari tempat aman. ”Mereka meninggalkan kebun dan sepeda motornya. Berkumpul di tempat aman,” tutur Sutopo.
Menurut laporan yang diterima Sutopo, saat terjadi gempa masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah atau tenda pengungsian. ”Belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa akibat gempa,” ungkapnya. Tidak ada laporan korban jiwa dan kerusakan. ”Masyarakat hanya bertambah trauma dengan gempa-gempa susulan, apalagi gempa yang dirasakan keras,” imbuhnya.
Data yang terkumpul hingga pukul 21.00 WITA, satu orang meninggal dunia akibat kaget saat guncangan keras. ”Korban atas nama Hj Ruspiadin warga Dusun Lebak Lauk Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur. Kemungkinan korban meninggal akibat serangan jantung karena kaget merasakan guncangan gempa yang keras. Korban juga trauma dengan gempa,” kata Sutopo kemarin.
Korban luka juga ditemukan. Pelajar SMKN 1 Selong atas nama Putradi mengalami luka di bagian kepala akibat tertimpa genteng.
Sementara kerusakan rumah berat mencapai 97 unit rusak berat. Sedangkan rusak ringan memcapai 35 unit. ”Terjadi kerusakan kantor dan beberapa masjid. Seperto Masjid Al-Khaerat Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat mengalami rusak pada sebagian atap masjid dan keramik yang menempel di tembok dekat mimbar jatuh,” tutur Sutopo.(lyn/tau/jpg)